Beranda · SINOPSIS CANSU HAZAL · ARTIKEL · VIDEO · TOKOH

Sinopsis Mahaputra ANTV Episode 239



http://mahidevranlovers.blogspot.com/



Episode dimulai ketika Ratu 
Jayawanta membuka kain penutup nampan, semua cukup lega setelah 
mengetahui kalau isi nampan itu hanyalah labu yang dilumuri darah. Namun
 lain halnya dengan Ratu Jaywanta yang terlihat syokh dan jatuh pingsan.
 Semua ratu bergegas menghampiri Jaywanta.sedangkan Ratu Bathiani pergi 
keluar. Dia menginstruksikan prajurit untuk mengirim beberapa penunggang
 kuda untuk pergi ke paviliun Pratap. "Katakan pada Pratap, kalau Akbar 
berani membuat suatu lelucon menakutkan dengan ibunya." Prajurit itu pun
 meninggalkan Bathiani untuk menyampaikan pesanannya. Bathiani berpikir 
kalau "Pratap telah mengalahkan Burga Khan tapi sekarang dia tidak akan 
mampu menghentikan dirinya sendiri. Dia akan  mengambil langkah lain 
untuk bertempur langsung dengan Akbar. Labu ini adalah pikiran licik 
karena akan mengundang Pratap semakin marah." Gumam Ratu Bathiani dengan
 liciknya.
DiBijolia, Ajabde masih terlihat 
berdo'a diruang pemujaan. Ibunya datang untuk menginformasikan kepadanya
 tentang kemenangan Pratap. Ajbade senang dan lega mendengarnya. Tapi 
saat ia sudah berdiri dihadapan ibunya senyuman Ajabde hilang karena ia 
meragukan kalau ibunya berbohong padanya agar dia bisa beristirahat. 
Hansa ji menenangkanya.
"ayahmu juga belum 
makan apa-apa sejak dia datang setelah tahu tentang pertarungan ini 
antara Pratap dan Burga Khan. Pratap seperti anak saya. satu-satunya 
perbedaan antara kamu dan ibu adalah bahwa kamu lebih muda. Kamu dapat 
mengatakan segala sesuatu yang ada di dalam hati kamu, tetapi Ibu tidak 
bisa." Ajabde terharu mendengar ucapanya ibunya dan langsung memeluknya 
dengan bahagia. mereka berdua memutuskan untuk makan bersama.
Dimarwar
 Phool mengatakan pada kakeknya kalau ia telah memahami dengan baik, 
kalau kakeknya berusaha menghasut Pratap terhadap Akbar. "Kakek tahu 
kalau Pratap tida bisa mengambil segala sesuatu dari kita. Dia 
meninggalkan Marwar, dan ia juga memberi kita rasa hormat. Mengapa kakek
 melakukan ini dengan dia? Kakek telah  mendorongnya lebih kedalam 
lubang. Pasukannya telah sangat menderita karena perang ini. Bagaimana 
dia akan menghadapi Akbar dengan cara ini?" Teriak Phool dihadapan 
Kakeknya, Raja Maldev ji langsung menghentikan ucapan Phool agar tidak 
mengatakan apa-apa lagi. "Kamu sangat tahu kalau aku mencintaimu terlalu
 banyak dan kamu  mulai mengambil keuntungan yang tidak semestinya. Saya
 merasa kecewa ketika melihat Pratap menolak kamu untuk  gadis samant 
yang sederhana itu." Phool teringat apa yang terjadi pada hari mereka 
melakukan drama diatas panggung. Kemudian Maldev ji kembali berbicara 
pada Phool, "Kamu masih memiliki perasaan untuk dia. Pratap melakukan 
apa yang ia rasakan benar menurut dia. jika saya berada di posisi kamu 
maka saya tidak akan pernah luput dari  Mewar. Kamu tidak mengerti 
politik. Kebenaran politik adalah kalau sampai  Pratap di Mewar ia akan 
tetap menantang identitas kita di Rajputana. Ditambah Akbar juga tidak 
akan mengampuni kita. Politik mengatakan bahwa mereka berdua harus 
berjuang dan mati. Tidak ada yang akan mampu menghadapi saya." Jelas 
Maldev Ji dihadapan cucunya itu.
Phool mencoba
 untuk mengatakan sesuatu tapi Raja Maldev menyuruhnya untuk diam. 
"Sebagai putri Marwar kamu harus tahu apa yang harus dikatakan untuk 
Raja Marwar dan apa yang tidak semestinya untuk dikatakan. Pergilah dan 
bantu Rani Ma kamu dalam pekerjaan rumah tangga. Kamu tidak cukup 
terampil untuk memahami politik." Bentak Raja Maldev dengan geram, Phool
 meninggalkan Raja Maldev dengan perasaan marah.                        
      Di Pavilion Mewar, terlihat Pratap dengan teman-temannya tengah 
bersiap2 dengan berbagai senjata. . Dia ingin mendatangi tempat Akbar 
meskipun ia tidak memiliki peta rute atau apa pun untuk membimbingnya. 
"itu misi yang sulit, di mana kehidupan kita adalah risiko di setiap 
langkah kita. Kamu dapat kembali jika kamu ingin. tapi saya jamin 
hubungan persahabatan kita tidak akan perubahan. Teman-temannya tidak 
akan meninggalkan dia. Chakrapani mengatakan, "saya merasa kalau Raja 
Maldev sengaja mencoba untuk menghasut anda puntuk melawan Akbar dan 
membuatmu bertarung dengan akbar. Dia ingin sesuatu terjadi pada Anda 
dan dia mampu menguasai lengkap Rajputana secara keseluruhan." Jelas 
Cakrapani.  Pratap tahu apa yang Akbar inginkan tapi dia juga tahu bahwa
 Akbar akan terus menguasai Rajputana mereka sampai dia masih hidup. 
Kita telah kehilangan begitu banyak teman-teman kita. Dia tidak bisa 
lepas dari dosa ini. Dia  harus membayar untuk itu semua." Jelas Pratap 
pada temanya itu, namun chakrapani masih ragu karena hal ini belum 
pernah terjadi sebelumnya. Pratap ingin menulis halaman baru dalam 
sejarah. Saat itulah Uday Singh datang dan memberitahu Pratap untuk 
menghentikan semua ini. "Pikiran kamu menjadi seperti Mughal saat 
berperang dengan mereka. kita tidak berjuang seperti ini. Hal ini bukan 
ide yang bagus untuk masuk ke dalam istana seseorang untuk membunuhnya. 
Kamu telah menunjukkan ketidak disiplinan di masa lalu tapi sekarang 
kamu akan mengikuti instruksi saya. Kita akan bertarung dengan Mughal. 
Pertama kita harus meningkatkan tentara kita dan kemudian berencana 
untuk menyerang dia secara diam-diam." Ucap Raja Uday menjelaskan pada 
putranya itu. Namun Pratap khawatir "jika Akbar keluar dari Alwar sekali
 dan mencapai Agra maka akan mustahil bagi kita untuk memecahkan zona 
nya.Ini adalah waktu terbaik bagi kita untuk menyerangnya, Bajhi Raj." 
Jelas Pratap membantah. Dan Uday Singh tetap menolaknya dan 
memerintahkan dia untuk mematuhi ucapanya. Raja Uday segera pergi dengan
 perasaan amarahnya, sedangkan Pratap hanya bisa diam melihat ayahnya 
tidak memperbolehkanya untuk melakukan rencananya itu.
Sedangkan
 Dimughal, Akbar tertawa dihadapan prajuritnya yang memperaktekan Ratu 
Jaywanta pingsan melihat kiriman mereka, Akbar semakin tertawa melihat 
tingkah Prajuritnya, sedangkan Bhairam Khan hanya menggelengkan 
kepalnya. Akbar berkomentar kepada Bhairam khan, "Khan baba saya telah 
mendengar kalau perempuan Rajputani sangat berani. Tapi ibu Pratap malah
 pingsan saat melihat sebuah labu yang berlumuran darah." Ucap Akbar 
sambil tertawa meremehkanya. Bairam Khan tidak mendukung Akbar dalam 
tindakan ini. Akbar tidak bisa mengerti mengapa Bhairam mencari etika di
 sini. Dia memerintahkan tentara tadi untuk mengulanginya dan Akbar 
kembali tertawa histeris ketika Prajuritnya kembali melakukannya. Bairam
 Khan tidak senang melihatnya.   Dimarwar, seorang tabib berusaha 
mengobati Ratu Jaywanta yang masih pinsan. Sedangkan Bathini telah 
setuju dengan ide VeerBaai membiarkan Jaywanta dirawat di kuil Kuldevi 
saja. "Ini akan lebih baik jika kita akan membawanya ke istana. Aku 
hanya setuju dengan apa yang Anda katakan karena Anda adalah istri Rana 
ji saya." Ucap Bathiani pada Veerbai, dan VB berbicara tentang 
signifikansi candi. Tidak ada tempat lain pasti sebagai menguntungkan 
baginya dari pada semua ini. Istri Ram Singh setuju dengan ucapan 
Veerbai. Bathiani sebenarnya menikmati takhayul ini. Dia yakin kalau 
Jaiwanta Jija tidak akan membaik di sini karena dia tidak dapat diobati 
dengan baik. Sedangkan dipavilion mewar, Uday singh menemui Prajuritnya 
yang masih terbaring, dimana mereka sudah mendapati pengobatan. Uday 
Singh memuji tentaranya untuk keberanian mereka. Saat itulah seorang 
prajurit datang membawa pesan dari Bathiani untuk Pratap. Uday Singh 
mengatakan kepadanya untuk mengatakan pesat itu padanya saja, karena 
Pratap tidak ada disekitar mereka. Prajurit itu mulai menceritakan semua
 kondisi Jaywanta yang pingsan dan dari balik tirai pratap mendengar 
semuanya dan ia terlihat sangat marah. Bahkan Uday Singh juga marah pada
 Akbar.
Mamrak ji mengatakan pada Raja Uday 
kalau Akbar telah melintasi semua batas nya sekarang. "kita harus 
memberinya pelajaran yang pas." Nmaun Uday Singh masih ingin menunggu 
sampai waktu yang tepat. Dia memberitahu semua orang untuk memastikan 
Pratap tidak bisa tahu tentang hal ini. "Dia akhirnya setuju untuk 
pulang ke Mewar dengan kita. Dia mungkin kehilangan ketenangannya sekali
 lagi jika ia mengetahui tentang hal itu." Ucap Raja Uday dengan 
geramnya, sedangkan Pratap sudah mengetahui semuanya dan dengan wajah 
geram ia mulai melakukan sesuatu.               DiPavilion Marawar, 
Maldev melihat dirinya di cermin. Dia merapikan kumisnya dan memuji 
dirinya sendiri. "Saya terlihat lebih muda sekarang." Ucap Maldev 
didepan prajuritnya,  Dhaman Singh setuju dengan dia. Maldev ingin 
Pratap dan Akbar untuk melawan hingga ia dapat menguasai Rajputana 
sampai waktu yang sangat lama. Dan  Phool mendengar semuanya ini, ia 
khawatir kepada Pratap. Sedangkan Pratap dan teman-temannya sudah mulai 
berangkat untuk membalas dendam kepada Akbar. "Anda telah melakukan 
kejahatan tak termaafkan hari ini dengan membuat lelucon yang kejam 
dengan Rani Ma saya. Cobalah untuk menyelamatkan diri jika Anda bisa." 
Kemudian ketiganya muali menunggangi kuda mereka menuju tempat Akbar. 
Rawat ji melihat mereka pratap pegi bersama temannya. Rawat ji bertanya 
pada salah satu Prajuirt kemana Pratap akan pergi, Prajurit itu 
memberitahukan kalau Pratap akan pergi ke Alwar. Rawat ji tampak tegang 
setelah mendengarnya dan langsung menunggangi kudanya untuk mengikuti 
rombonga pratap.
Dimewar, Ratu Bathiani 
terlihat senang dengan kondisi Jaywanta. "Anda terlihat begitu baik 
padaku ketika mata Anda tertutup." Gumam Bathiani menatap Ratu Jaywanta 
yang masih terbaring. Saat bathiani hendak melangkah, Uma Devi 
menghampirinya dan meminta dia untuk mengatakan apa yang dipikirkannya. 
Bathiani mencoba untuk menghindari, tapi Uma Devi tahu itu semua. 
Terlihat Veerbai melakukan pemujaan namun ia tidak sengaja membuat diya 
jatuh ke bawah. Semua orang kaget melirik kearahnya, dan Ibu Phool 
berpikir itu menjadi pertanda buruk, tapi Veerbai tetap berpikir positif
 tentang hal itu. "Tidak kak,Ini adalah berkat dari Kuldevi Ma." Ucap 
Veerbai.                    Dipavilion mewar, Seorang Prajurit 
mengatakan kepada Uday Singh tentang Pratap Yang telah meninggalkan 
pavilion untuk pergi ke Alwar dengan teman-temannya. Uday Singh terkejut
 mendengarnya. Dia ingin pergi setelah Pratap dan semua prajurit yang 
terluka ingin bergabung dengannya juga. Raja uday setuju tapi mengatakan
 kalau ia akan pergi dulu sementara mereka semua bisa datang dengan 
senjata.setelah itu Raja Uday pergi meninggalkan Pavilion dengan diikuti
 Rao Mamrak.  Dibijolia, Ajabde dan Hansa sedang berdoa sebelum makan.  
Hansa ji  memberi makan gigitan pertama untuk Ajabde, saat itulah 
seorang. Dayang datang untuk memberitahu mereka kalau Pratap telah pergi
 ke Alwar untuk menyerang  Akbar. Ajabde dan Ratu Hansa terkejut  
mengetahui itu. Disisi lain, terlihat Akbar memainkan pedang dengan labu
 yang berada dinampan.  Dan Pratap masih berada dalam perjalanan ia 
sudah membayangkannya  apa yang terjadi pada ibunya, yang telah melihat 
apa yang ada di wajan tersebut.  Rawat ji juga masih mengejar Pratap, ia
 merasa bahwa  seharusnya tidak mengajarkan Pratap berkuda di masa 
kecilnya. "Aku bisa tertinggal tapi aku tahu rute di sini juga baik. Aku
 akan menghalangi jalanya.
Rawat ji akhirnya 
bisa menghampiri Pratap dan mengahalangi jalannya. Dia memperingatkan 
Pratap kalau hal itu sangat berbahaya baginya untuk masuk ke Alwar saat 
ini. tapi Pratap membantahnya, "saya ingin membuat Akbar membayar 
kebodohan.Dia telah membuat lelucon yang kejam dengan Rani Ma saya dan 
ia telah membunuh begitu banyak prajurit gagah berani kita. Dia  harus 
membayar untuk itu. antara aku dan Mughal sekarang." Jelas Pratap dengan
 geram.  Rawat ji mengatakan kepadanya untuk tenang. "Kita semua ingin 
balas dendam kepada dia hingga kita semua harus pergi bersama-sama 
(mengisyaratkan tentara mereka, Rana ji dan semua orang). Namun Pratap 
tidak siap untuk melepaskan. "Dia telah menyakiti Rani Ma saya kali ini 
hingga ia harus menanggung akibatnya." Rawat ji memberitahu Pratap untuk
 membunuhnya terlebih dulu dan kemudian baru boleh dia pergi. "Aku tidak
 akan membiarkan Anda pergi sampai aku masih hidup." Jelas Rawat ji 
menghalangi Pratap. Dan Pratap mengeluarkan pedangnya memperingatkan 
Rawat ji untuk tidak menghentikan dia saat ini. Namun Rawat ji 
menjelaskan kalau ini adalah tugasnya untuk menyelamatkan pewaris Mewar.
Pratap
 tidak dapat membunuhnya dan kembali menyarungkan pedangnya "aku bahkan 
tidak bisa kembali. Anda ikutlah dengan kami karena akan memperkuat misi
 kami jika Anda bergabung kami. Aku tahu anda juga ingin membalas dendam
 untuk apa yang telah dilakukan oleh Mughal pada kita. Anda dapat 
bergabung dengan kami atau kembalilah." Ucap Pratap pada Rawat ji!! 
Kemudian Pratap dan teman-temannya terus melanjutkan perjalanan mereka. 
Rawat ji tidak memiliki pilihan kecuali ia harus pergi dengan mereka. 
Rawat Ji segera mengikuti rombangan Pratap dari belakang. Tidak jauh 
dari sana, Uday Singh mengingat reaksi Pratap saat mereka bicara 
kemarin, dimana Pratap ingin bertarung dengan Akbar di Alwar, Raja Uday 
terus menunggangi kudanya untuk mengikuti Pratap yang sudah jauh menuju 
ke alwar, Raja Uday berpikir kalau ia tidak dapat menghentikan Pratap. 
Sedangkan dimewar, terlihat Veerbai sudah membuat air suci untuk 
diminumkan pada Ratu Jaywanta. Bathiani menghalangi jalanya, karena ia 
tidak percaya padanya dan begitu juga dengan Uma Devi. VeerBai 
memberitahu mereka untuk tidak menghentikannya, dia harus melakukannya. 
Veerbai pergi menghampiri Jaywanta dan meminumkan air itu pada Jaywanta 
dengan menggunakan daun. Ratu Bathiani tidak suka melihatnya, kemudian 
dia mengatakan pada dayang untuk memanggil dokter mereka. Setelah dayang
 itu pergi, bathiani berbalik menatap Veerbai, "Aku tidak akan 
membiarkan Anda tinggal di istana jika terjadi sesuatu pada kakak." 
Ancam Bathiani pada veerbai. Saat itulah Ratu Jaywanta  terbatuk dan 
langsung bangun, semua orang kaget melihatnya.
Tabib
 pun datang, sejenak ia memperhatikan kondisi jaywanta. Kemudian tabib 
itu mengatakan kepada mereka kalau Ratu aman sekarang karena dia telah 
mendapat berkah Kuldevi Ma, semua orang terlihat senang mendengarnya 
kecuali Bathiani dan uma Devi. Tabib itu pun pamit pergi.  Lalu Ratu 
Jaywanta bertanya tentang Pratap. Bathiani mengatakan kalau Pratap telah
 mengalahkan Burga Khan. Ratu Jaywanta senang mendengarnya dan berjalan 
menuju patung dewa. Ia berterima kasih kepada Kuldevi Ma. sementara itu 
Bathiani terlihat dengan tatapan liciknya. "Dia telah pergi untuk 
bertarung dengan Akbar sekarang. Siapa yang akan menyelamatkan dia?" 
Gumam Bathiani dengan tatapan liciknya. Diperjalanan, Rawat ji 
menghentikan Pratap. Mereka semua turun dari kuda mereka dan mengamati 
istana Alwar ini. Mereka menyembunyikan kuda mereka dan melihat para 
penjaga di sekitar istana. Keamanan tampaknya sangat ketat. Rawat ji 
mengatakan kepada Pratap "pangeran, penjaga itu  berbakat dalam semua 
jenis perkelahian, senjata, dll tidak akan mungkin bagi kita untuk 
bertarung dengan mereka seperti ini." Jelas Rawat ji pada pratap, dan 
Pratap ingin menunggu di hutan sampai  malam. "Kita akan mencoba untuk 
masuk ke sini di malam hari saja." Rawat ji menyukai ide itu. "Ada 
sebuah gua terdekat di mana kita bisa menunggu disana, saya harap Anda 
memiliki beberapa rencana dengan baik untuk masuk dalam istana itu." 
Jelas Rawatji kembali pada Pratap. Sementara itu didalam istana, akbar 
tengah mengamati struktur istana dengan senyuman diwajahnya. Kemudian 
akbar memanggil Haji Khan, terlihat Haji Khan yang datang ke sana dengan
 tubuh yang dirantai.
Akbar tampak mengejek 
Haji Khan dan Haji Khan ingin menyuruh akbar untuk membunuhnya saja. 
"apa gunanya hidup ini ketika saya tidak punya hak atas napas saya 
sendiri?" Ucap Haji Khan geram. Akbar dengan tersenyum licik menjelaskan
 padanya kalau ia memanggilnya ke sini untuk mengatakan sesuatu 
kepadanya kalau ia telah memikirkan semua idenya. Akbar menunjukkan 
arsitektur yang ada dihadapanya, dimana ia akan memberi tempat tertinggi
 distananya pada struktur istana Alwar ini. Maka semuanya akan dapat 
melihat sampai jarak ber mil dengan berdiri di sini. "Aku akan 
mendirikan kerajaan Mughal saya di sini di pusat Rajputana saja. Tidak 
ada yang akan pernah membayangkan itu." Jelas Akbar dihadapan Haji Khan.
 Diluar istna, Tentara Akbar menempatkan lambang mereka (berukuran 
besar) dalam bagasi besar setelah menutupinya dengan kain berwarna 
merah. Kembali didalam istana, dimana Akbar menjelaskan semuanya 
dihadapan Hajikhan. "Haji Khan, say telah memilih Alwar dari semua 
negara Rajputana lainnya. Ini akan memberitahu kamu kalau saya tidak 
datang ke sini untuk kembali tetapi untuk tinggal di sini." Jelas Akbar 
dengan suara lantangnya, namun Haji Khan mulai tertawa keras yang 
membuat Akbar tidak suka mendengarnya. Haji Khan menyebut dia seorang 
anak kecil. "Itu hanya impian Anda jika Anda berpikir kalau Anda telah 
memenangkan seluruh Rajputana hanya dengan mengambil alih beberapa 
istana atau dengan menulis sesuatu atas setiap dinding nya. Anda tidak 
bisa menang atas Rajpuatan sampai ada Mewar atau bahkan Pratap menjadi 
Raja di mewar." Ucap Haji Khan dengan nada mengejek, Akbar mengatakan 
kepadanya untuk menjaga ucapanya, tapi Haji Khan mengatakan, "anda tidak
 dapat mengubah kebenaran. Anda juga telah mencoba membunuh Pratap 
berkali-kali tapi Anda tidak berhasil dalam semua usaha Anda. Saya tahu 
Anda akan kembali ke Agra dengan tangan kosong.Saya bisa bertaruh kalau 
Pratap akan membakar istana Mughal anda." Ucap Haji Khan dengan geramnya
 dihadapan Akbar.
Disebuah gua, terlihat 
Pratap dan pasukan menyalakan obor di dalam gua sehingga mereka dapat 
melihat. Kembali keistana, dimana Akbar tertawa mendengar ucapan  Haji 
Khan. "Jauhkan orang gila ini hidup2. Tidak ada yang harus berani bahkan
 menyentuh saya. Aku ingin dia melihat dengan mata kepalanya sendiri 
ketika saya mengalahkan / membunuh Pratap dan menang melawan Mewar. Aku 
ingin dia menyaksikan itu dan kemudian mati." Ucap Akbar dengan geram.  
Haji Khan tidak bisa menunggu selamanya karena ia tahu kalau ini tidak 
akan pernah  terjadi sampai Pratap masih hidup. Akbar menjelaskan pada 
Haji Khan, "saya berjanji dihadapan anda kalau saya akan mengalahkan 
Pratap di Chittor saja atau yang lain ia siap untuk meninggalkan 
segalanya demi membunuhnya. Ini adalah janji saya kepada Anda." Jelas 
Akbar dengan lantangnya. Sementara itu di gua, teman2nya sedang 
mempersiapkan senjata mereka, dan Rawat ji  ingin tahu bagaimana Pratap 
akan membunuh Akbar yang ingin menyerangnya dari depan.sedangkan akbar 
memiliki  keamanan penuh di sekelilingnya.
pratap
 menjelaskan kalau ia hanya ingin masuk ke dalam istana. "Aku akan 
mencari tempat dimana Haji Khan ditawan. Haji Khan mengetahui seluruh 
Istana ini, dan dia dengan mudah membimbing saya ke kamar Akbar. Setelah
 saya sampai di sana, maka hanya ada antara aku dan dia. Saya telah 
melihat dia berjuang terakhir kali dan saya setuju kalau dia telah 
banyak peningkatan dalam pertarungan. Ini akan menjadi pertandingan yang
 sama bagi saya. Saya memiliki keyakinan penuh bahwa saya akan 
membunuhnya pada akhirnya. Saat aku hendak membunuhnya, kalian semua 
harus memastikan bahwa Bairam Khan atau pasukan mughal yang lain  untuk 
tidak mengganggu rencanaku menghampiri Akbar." Jelas Pratap, dan Rawat 
ji setuju dengan rencana Pratap, "tapi saya tidak yakin akan hal itu. 
Karena Begitu banyak tentara Mughal yang menjaganya. Ditambah lagi 
banyak prajurit Mughal  berada di dalam istana ini.Mereka dapat 
menyerang kita setiap menit. Kita harus menunggu Rana ji dan tentara 
kita untuk datang kesini karena saya sudah memberi kabar  tentang kita 
berada di sini. Saya yakin dia tidak akan datang tanpa pasukannya." 
Jelas Rawat Ji yang berusaha meyakinkan Pratap untuk tidak bertindak 
terlebih dulu, sebelum mereka mendapat bantuan.
Namun
 Pratap menjawab kalau ia tidak ingin mengerahkan tentaranya yang sudah 
lelah dalam pertempuran kemarin. "Kita tidak punya waktu untuk menunggu 
mereka yang sebenarnya situasi sagat genting. Pasukan Mughal akan 
meninggalkan Agra kapan saja. Aku tidak akan membiarkan dia pergi dari 
sini." Jelas Pratap pada Rawat ji, tiba2 saja salah seorang informan 
datang  menghampiri mereka. "Saya tidak tahu kapan Akbar akan kembali. 
Tapi saya datang untuk memberitahukan hal yang sangat berharga, Akbar 
akan segera datang kesini. Dan saat ini ia telihat menunggu sesuatu 
dengan cemas" Setelah mengatakan hal tersebut informan itu segera pergi 
meninggalkan gua, Pratap bertanya-tanya kenapa Akbar menunggu dengan 
cemas. Ia berbalik kepada Rawat ji untuk menanyakan hal tersebut. "Apa 
anda sudah mendapat jawaban bagaimana cara kita akan masuk dalam istana 
Alwar ini.?" Tanya Pratap pada Rawat ji, Rawat Ji tampak tersenyum 
mengangguk. Dan Pratap juga ikut tersenyum mengerti kalau mereka 
mendapatkan sebuah ide. Episode berakhir pada Akbar dan Pratap dengan 
masing2 ekspresi wajah mereka.



KLIK VIDEO





DAFTAR SINOPSIS TERBARU
CINTA ELIF

Artikel keren lainnya: