Episode dimulai ketika Ratu Jayawanta membuka kain penutup nampan, semua cukup lega setelah mengetahui kalau isi nampan itu hanyalah labu yang dilumuri darah. Namun lain halnya dengan Ratu Jaywanta yang terlihat syokh dan jatuh pingsan. Semua ratu bergegas menghampiri Jaywanta.sedangkan Ratu Bathiani pergi keluar. Dia menginstruksikan prajurit untuk mengirim beberapa penunggang kuda untuk pergi ke paviliun Pratap. "Katakan pada Pratap, kalau Akbar berani membuat suatu lelucon menakutkan dengan ibunya." Prajurit itu pun meninggalkan Bathiani untuk menyampaikan pesanannya. Bathiani berpikir kalau "Pratap telah mengalahkan Burga Khan tapi sekarang dia tidak akan mampu menghentikan dirinya sendiri. Dia akan mengambil langkah lain untuk bertempur langsung dengan Akbar. Labu ini adalah pikiran licik karena akan mengundang Pratap semakin marah." Gumam Ratu Bathiani dengan liciknya. DiBijolia, Ajabde masih terlihat berdo'a diruang pemujaan. Ibunya datang untuk menginformasikan kepadanya tentang kemenangan Pratap. Ajbade senang dan lega mendengarnya. Tapi saat ia sudah berdiri dihadapan ibunya senyuman Ajabde hilang karena ia meragukan kalau ibunya berbohong padanya agar dia bisa beristirahat. Hansa ji menenangkanya. "ayahmu juga belum makan apa-apa sejak dia datang setelah tahu tentang pertarungan ini antara Pratap dan Burga Khan. Pratap seperti anak saya. satu-satunya perbedaan antara kamu dan ibu adalah bahwa kamu lebih muda. Kamu dapat mengatakan segala sesuatu yang ada di dalam hati kamu, tetapi Ibu tidak bisa." Ajabde terharu mendengar ucapanya ibunya dan langsung memeluknya dengan bahagia. mereka berdua memutuskan untuk makan bersama. Dimarwar Phool mengatakan pada kakeknya kalau ia telah memahami dengan baik, kalau kakeknya berusaha menghasut Pratap terhadap Akbar. "Kakek tahu kalau Pratap tida bisa mengambil segala sesuatu dari kita. Dia meninggalkan Marwar, dan ia juga memberi kita rasa hormat. Mengapa kakek melakukan ini dengan dia? Kakek telah mendorongnya lebih kedalam lubang. Pasukannya telah sangat menderita karena perang ini. Bagaimana dia akan menghadapi Akbar dengan cara ini?" Teriak Phool dihadapan Kakeknya, Raja Maldev ji langsung menghentikan ucapan Phool agar tidak mengatakan apa-apa lagi. "Kamu sangat tahu kalau aku mencintaimu terlalu banyak dan kamu mulai mengambil keuntungan yang tidak semestinya. Saya merasa kecewa ketika melihat Pratap menolak kamu untuk gadis samant yang sederhana itu." Phool teringat apa yang terjadi pada hari mereka melakukan drama diatas panggung. Kemudian Maldev ji kembali berbicara pada Phool, "Kamu masih memiliki perasaan untuk dia. Pratap melakukan apa yang ia rasakan benar menurut dia. jika saya berada di posisi kamu maka saya tidak akan pernah luput dari Mewar. Kamu tidak mengerti politik. Kebenaran politik adalah kalau sampai Pratap di Mewar ia akan tetap menantang identitas kita di Rajputana. Ditambah Akbar juga tidak akan mengampuni kita. Politik mengatakan bahwa mereka berdua harus berjuang dan mati. Tidak ada yang akan mampu menghadapi saya." Jelas Maldev Ji dihadapan cucunya itu. Phool mencoba untuk mengatakan sesuatu tapi Raja Maldev menyuruhnya untuk diam. "Sebagai putri Marwar kamu harus tahu apa yang harus dikatakan untuk Raja Marwar dan apa yang tidak semestinya untuk dikatakan. Pergilah dan bantu Rani Ma kamu dalam pekerjaan rumah tangga. Kamu tidak cukup terampil untuk memahami politik." Bentak Raja Maldev dengan geram, Phool meninggalkan Raja Maldev dengan perasaan marah. Di Pavilion Mewar, terlihat Pratap dengan teman-temannya tengah bersiap2 dengan berbagai senjata. . Dia ingin mendatangi tempat Akbar meskipun ia tidak memiliki peta rute atau apa pun untuk membimbingnya. "itu misi yang sulit, di mana kehidupan kita adalah risiko di setiap langkah kita. Kamu dapat kembali jika kamu ingin. tapi saya jamin hubungan persahabatan kita tidak akan perubahan. Teman-temannya tidak akan meninggalkan dia. Chakrapani mengatakan, "saya merasa kalau Raja Maldev sengaja mencoba untuk menghasut anda puntuk melawan Akbar dan membuatmu bertarung dengan akbar. Dia ingin sesuatu terjadi pada Anda dan dia mampu menguasai lengkap Rajputana secara keseluruhan." Jelas Cakrapani. Pratap tahu apa yang Akbar inginkan tapi dia juga tahu bahwa Akbar akan terus menguasai Rajputana mereka sampai dia masih hidup. Kita telah kehilangan begitu banyak teman-teman kita. Dia tidak bisa lepas dari dosa ini. Dia harus membayar untuk itu semua." Jelas Pratap pada temanya itu, namun chakrapani masih ragu karena hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Pratap ingin menulis halaman baru dalam sejarah. Saat itulah Uday Singh datang dan memberitahu Pratap untuk menghentikan semua ini. "Pikiran kamu menjadi seperti Mughal saat berperang dengan mereka. kita tidak berjuang seperti ini. Hal ini bukan ide yang bagus untuk masuk ke dalam istana seseorang untuk membunuhnya. Kamu telah menunjukkan ketidak disiplinan di masa lalu tapi sekarang kamu akan mengikuti instruksi saya. Kita akan bertarung dengan Mughal. Pertama kita harus meningkatkan tentara kita dan kemudian berencana untuk menyerang dia secara diam-diam." Ucap Raja Uday menjelaskan pada putranya itu. Namun Pratap khawatir "jika Akbar keluar dari Alwar sekali dan mencapai Agra maka akan mustahil bagi kita untuk memecahkan zona nya.Ini adalah waktu terbaik bagi kita untuk menyerangnya, Bajhi Raj." Jelas Pratap membantah. Dan Uday Singh tetap menolaknya dan memerintahkan dia untuk mematuhi ucapanya. Raja Uday segera pergi dengan perasaan amarahnya, sedangkan Pratap hanya bisa diam melihat ayahnya tidak memperbolehkanya untuk melakukan rencananya itu. Sedangkan Dimughal, Akbar tertawa dihadapan prajuritnya yang memperaktekan Ratu Jaywanta pingsan melihat kiriman mereka, Akbar semakin tertawa melihat tingkah Prajuritnya, sedangkan Bhairam Khan hanya menggelengkan kepalnya. Akbar berkomentar kepada Bhairam khan, "Khan baba saya telah mendengar kalau perempuan Rajputani sangat berani. Tapi ibu Pratap malah pingsan saat melihat sebuah labu yang berlumuran darah." Ucap Akbar sambil tertawa meremehkanya. Bairam Khan tidak mendukung Akbar dalam tindakan ini. Akbar tidak bisa mengerti mengapa Bhairam mencari etika di sini. Dia memerintahkan tentara tadi untuk mengulanginya dan Akbar kembali tertawa histeris ketika Prajuritnya kembali melakukannya. Bairam Khan tidak senang melihatnya. Dimarwar, seorang tabib berusaha mengobati Ratu Jaywanta yang masih pinsan. Sedangkan Bathini telah setuju dengan ide VeerBaai membiarkan Jaywanta dirawat di kuil Kuldevi saja. "Ini akan lebih baik jika kita akan membawanya ke istana. Aku hanya setuju dengan apa yang Anda katakan karena Anda adalah istri Rana ji saya." Ucap Bathiani pada Veerbai, dan VB berbicara tentang signifikansi candi. Tidak ada tempat lain pasti sebagai menguntungkan baginya dari pada semua ini. Istri Ram Singh setuju dengan ucapan Veerbai. Bathiani sebenarnya menikmati takhayul ini. Dia yakin kalau Jaiwanta Jija tidak akan membaik di sini karena dia tidak dapat diobati dengan baik. Sedangkan dipavilion mewar, Uday singh menemui Prajuritnya yang masih terbaring, dimana mereka sudah mendapati pengobatan. Uday Singh memuji tentaranya untuk keberanian mereka. Saat itulah seorang prajurit datang membawa pesan dari Bathiani untuk Pratap. Uday Singh mengatakan kepadanya untuk mengatakan pesat itu padanya saja, karena Pratap tidak ada disekitar mereka. Prajurit itu mulai menceritakan semua kondisi Jaywanta yang pingsan dan dari balik tirai pratap mendengar semuanya dan ia terlihat sangat marah. Bahkan Uday Singh juga marah pada Akbar. Mamrak ji mengatakan pada Raja Uday kalau Akbar telah melintasi semua batas nya sekarang. "kita harus memberinya pelajaran yang pas." Nmaun Uday Singh masih ingin menunggu sampai waktu yang tepat. Dia memberitahu semua orang untuk memastikan Pratap tidak bisa tahu tentang hal ini. "Dia akhirnya setuju untuk pulang ke Mewar dengan kita. Dia mungkin kehilangan ketenangannya sekali lagi jika ia mengetahui tentang hal itu." Ucap Raja Uday dengan geramnya, sedangkan Pratap sudah mengetahui semuanya dan dengan wajah geram ia mulai melakukan sesuatu. DiPavilion Marawar, Maldev melihat dirinya di cermin. Dia merapikan kumisnya dan memuji dirinya sendiri. "Saya terlihat lebih muda sekarang." Ucap Maldev didepan prajuritnya, Dhaman Singh setuju dengan dia. Maldev ingin Pratap dan Akbar untuk melawan hingga ia dapat menguasai Rajputana sampai waktu yang sangat lama. Dan Phool mendengar semuanya ini, ia khawatir kepada Pratap. Sedangkan Pratap dan teman-temannya sudah mulai berangkat untuk membalas dendam kepada Akbar. "Anda telah melakukan kejahatan tak termaafkan hari ini dengan membuat lelucon yang kejam dengan Rani Ma saya. Cobalah untuk menyelamatkan diri jika Anda bisa." Kemudian ketiganya muali menunggangi kuda mereka menuju tempat Akbar. Rawat ji melihat mereka pratap pegi bersama temannya. Rawat ji bertanya pada salah satu Prajuirt kemana Pratap akan pergi, Prajurit itu memberitahukan kalau Pratap akan pergi ke Alwar. Rawat ji tampak tegang setelah mendengarnya dan langsung menunggangi kudanya untuk mengikuti rombonga pratap. Dimewar, Ratu Bathiani terlihat senang dengan kondisi Jaywanta. "Anda terlihat begitu baik padaku ketika mata Anda tertutup." Gumam Bathiani menatap Ratu Jaywanta yang masih terbaring. Saat bathiani hendak melangkah, Uma Devi menghampirinya dan meminta dia untuk mengatakan apa yang dipikirkannya. Bathiani mencoba untuk menghindari, tapi Uma Devi tahu itu semua. Terlihat Veerbai melakukan pemujaan namun ia tidak sengaja membuat diya jatuh ke bawah. Semua orang kaget melirik kearahnya, dan Ibu Phool berpikir itu menjadi pertanda buruk, tapi Veerbai tetap berpikir positif tentang hal itu. "Tidak kak,Ini adalah berkat dari Kuldevi Ma." Ucap Veerbai. Dipavilion mewar, Seorang Prajurit mengatakan kepada Uday Singh tentang Pratap Yang telah meninggalkan pavilion untuk pergi ke Alwar dengan teman-temannya. Uday Singh terkejut mendengarnya. Dia ingin pergi setelah Pratap dan semua prajurit yang terluka ingin bergabung dengannya juga. Raja uday setuju tapi mengatakan kalau ia akan pergi dulu sementara mereka semua bisa datang dengan senjata.setelah itu Raja Uday pergi meninggalkan Pavilion dengan diikuti Rao Mamrak. Dibijolia, Ajabde dan Hansa sedang berdoa sebelum makan. Hansa ji memberi makan gigitan pertama untuk Ajabde, saat itulah seorang. Dayang datang untuk memberitahu mereka kalau Pratap telah pergi ke Alwar untuk menyerang Akbar. Ajabde dan Ratu Hansa terkejut mengetahui itu. Disisi lain, terlihat Akbar memainkan pedang dengan labu yang berada dinampan. Dan Pratap masih berada dalam perjalanan ia sudah membayangkannya apa yang terjadi pada ibunya, yang telah melihat apa yang ada di wajan tersebut. Rawat ji juga masih mengejar Pratap, ia merasa bahwa seharusnya tidak mengajarkan Pratap berkuda di masa kecilnya. "Aku bisa tertinggal tapi aku tahu rute di sini juga baik. Aku akan menghalangi jalanya. Rawat ji akhirnya bisa menghampiri Pratap dan mengahalangi jalannya. Dia memperingatkan Pratap kalau hal itu sangat berbahaya baginya untuk masuk ke Alwar saat ini. tapi Pratap membantahnya, "saya ingin membuat Akbar membayar kebodohan.Dia telah membuat lelucon yang kejam dengan Rani Ma saya dan ia telah membunuh begitu banyak prajurit gagah berani kita. Dia harus membayar untuk itu. antara aku dan Mughal sekarang." Jelas Pratap dengan geram. Rawat ji mengatakan kepadanya untuk tenang. "Kita semua ingin balas dendam kepada dia hingga kita semua harus pergi bersama-sama (mengisyaratkan tentara mereka, Rana ji dan semua orang). Namun Pratap tidak siap untuk melepaskan. "Dia telah menyakiti Rani Ma saya kali ini hingga ia harus menanggung akibatnya." Rawat ji memberitahu Pratap untuk membunuhnya terlebih dulu dan kemudian baru boleh dia pergi. "Aku tidak akan membiarkan Anda pergi sampai aku masih hidup." Jelas Rawat ji menghalangi Pratap. Dan Pratap mengeluarkan pedangnya memperingatkan Rawat ji untuk tidak menghentikan dia saat ini. Namun Rawat ji menjelaskan kalau ini adalah tugasnya untuk menyelamatkan pewaris Mewar. Pratap tidak dapat membunuhnya dan kembali menyarungkan pedangnya "aku bahkan tidak bisa kembali. Anda ikutlah dengan kami karena akan memperkuat misi kami jika Anda bergabung kami. Aku tahu anda juga ingin membalas dendam untuk apa yang telah dilakukan oleh Mughal pada kita. Anda dapat bergabung dengan kami atau kembalilah." Ucap Pratap pada Rawat ji!! Kemudian Pratap dan teman-temannya terus melanjutkan perjalanan mereka. Rawat ji tidak memiliki pilihan kecuali ia harus pergi dengan mereka. Rawat Ji segera mengikuti rombangan Pratap dari belakang. Tidak jauh dari sana, Uday Singh mengingat reaksi Pratap saat mereka bicara kemarin, dimana Pratap ingin bertarung dengan Akbar di Alwar, Raja Uday terus menunggangi kudanya untuk mengikuti Pratap yang sudah jauh menuju ke alwar, Raja Uday berpikir kalau ia tidak dapat menghentikan Pratap. Sedangkan dimewar, terlihat Veerbai sudah membuat air suci untuk diminumkan pada Ratu Jaywanta. Bathiani menghalangi jalanya, karena ia tidak percaya padanya dan begitu juga dengan Uma Devi. VeerBai memberitahu mereka untuk tidak menghentikannya, dia harus melakukannya. Veerbai pergi menghampiri Jaywanta dan meminumkan air itu pada Jaywanta dengan menggunakan daun. Ratu Bathiani tidak suka melihatnya, kemudian dia mengatakan pada dayang untuk memanggil dokter mereka. Setelah dayang itu pergi, bathiani berbalik menatap Veerbai, "Aku tidak akan membiarkan Anda tinggal di istana jika terjadi sesuatu pada kakak." Ancam Bathiani pada veerbai. Saat itulah Ratu Jaywanta terbatuk dan langsung bangun, semua orang kaget melihatnya. Tabib pun datang, sejenak ia memperhatikan kondisi jaywanta. Kemudian tabib itu mengatakan kepada mereka kalau Ratu aman sekarang karena dia telah mendapat berkah Kuldevi Ma, semua orang terlihat senang mendengarnya kecuali Bathiani dan uma Devi. Tabib itu pun pamit pergi. Lalu Ratu Jaywanta bertanya tentang Pratap. Bathiani mengatakan kalau Pratap telah mengalahkan Burga Khan. Ratu Jaywanta senang mendengarnya dan berjalan menuju patung dewa. Ia berterima kasih kepada Kuldevi Ma. sementara itu Bathiani terlihat dengan tatapan liciknya. "Dia telah pergi untuk bertarung dengan Akbar sekarang. Siapa yang akan menyelamatkan dia?" Gumam Bathiani dengan tatapan liciknya. Diperjalanan, Rawat ji menghentikan Pratap. Mereka semua turun dari kuda mereka dan mengamati istana Alwar ini. Mereka menyembunyikan kuda mereka dan melihat para penjaga di sekitar istana. Keamanan tampaknya sangat ketat. Rawat ji mengatakan kepada Pratap "pangeran, penjaga itu berbakat dalam semua jenis perkelahian, senjata, dll tidak akan mungkin bagi kita untuk bertarung dengan mereka seperti ini." Jelas Rawat ji pada pratap, dan Pratap ingin menunggu di hutan sampai malam. "Kita akan mencoba untuk masuk ke sini di malam hari saja." Rawat ji menyukai ide itu. "Ada sebuah gua terdekat di mana kita bisa menunggu disana, saya harap Anda memiliki beberapa rencana dengan baik untuk masuk dalam istana itu." Jelas Rawatji kembali pada Pratap. Sementara itu didalam istana, akbar tengah mengamati struktur istana dengan senyuman diwajahnya. Kemudian akbar memanggil Haji Khan, terlihat Haji Khan yang datang ke sana dengan tubuh yang dirantai. Akbar tampak mengejek Haji Khan dan Haji Khan ingin menyuruh akbar untuk membunuhnya saja. "apa gunanya hidup ini ketika saya tidak punya hak atas napas saya sendiri?" Ucap Haji Khan geram. Akbar dengan tersenyum licik menjelaskan padanya kalau ia memanggilnya ke sini untuk mengatakan sesuatu kepadanya kalau ia telah memikirkan semua idenya. Akbar menunjukkan arsitektur yang ada dihadapanya, dimana ia akan memberi tempat tertinggi distananya pada struktur istana Alwar ini. Maka semuanya akan dapat melihat sampai jarak ber mil dengan berdiri di sini. "Aku akan mendirikan kerajaan Mughal saya di sini di pusat Rajputana saja. Tidak ada yang akan pernah membayangkan itu." Jelas Akbar dihadapan Haji Khan. Diluar istna, Tentara Akbar menempatkan lambang mereka (berukuran besar) dalam bagasi besar setelah menutupinya dengan kain berwarna merah. Kembali didalam istana, dimana Akbar menjelaskan semuanya dihadapan Hajikhan. "Haji Khan, say telah memilih Alwar dari semua negara Rajputana lainnya. Ini akan memberitahu kamu kalau saya tidak datang ke sini untuk kembali tetapi untuk tinggal di sini." Jelas Akbar dengan suara lantangnya, namun Haji Khan mulai tertawa keras yang membuat Akbar tidak suka mendengarnya. Haji Khan menyebut dia seorang anak kecil. "Itu hanya impian Anda jika Anda berpikir kalau Anda telah memenangkan seluruh Rajputana hanya dengan mengambil alih beberapa istana atau dengan menulis sesuatu atas setiap dinding nya. Anda tidak bisa menang atas Rajpuatan sampai ada Mewar atau bahkan Pratap menjadi Raja di mewar." Ucap Haji Khan dengan nada mengejek, Akbar mengatakan kepadanya untuk menjaga ucapanya, tapi Haji Khan mengatakan, "anda tidak dapat mengubah kebenaran. Anda juga telah mencoba membunuh Pratap berkali-kali tapi Anda tidak berhasil dalam semua usaha Anda. Saya tahu Anda akan kembali ke Agra dengan tangan kosong.Saya bisa bertaruh kalau Pratap akan membakar istana Mughal anda." Ucap Haji Khan dengan geramnya dihadapan Akbar. Disebuah gua, terlihat Pratap dan pasukan menyalakan obor di dalam gua sehingga mereka dapat melihat. Kembali keistana, dimana Akbar tertawa mendengar ucapan Haji Khan. "Jauhkan orang gila ini hidup2. Tidak ada yang harus berani bahkan menyentuh saya. Aku ingin dia melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika saya mengalahkan / membunuh Pratap dan menang melawan Mewar. Aku ingin dia menyaksikan itu dan kemudian mati." Ucap Akbar dengan geram. Haji Khan tidak bisa menunggu selamanya karena ia tahu kalau ini tidak akan pernah terjadi sampai Pratap masih hidup. Akbar menjelaskan pada Haji Khan, "saya berjanji dihadapan anda kalau saya akan mengalahkan Pratap di Chittor saja atau yang lain ia siap untuk meninggalkan segalanya demi membunuhnya. Ini adalah janji saya kepada Anda." Jelas Akbar dengan lantangnya. Sementara itu di gua, teman2nya sedang mempersiapkan senjata mereka, dan Rawat ji ingin tahu bagaimana Pratap akan membunuh Akbar yang ingin menyerangnya dari depan.sedangkan akbar memiliki keamanan penuh di sekelilingnya. pratap menjelaskan kalau ia hanya ingin masuk ke dalam istana. "Aku akan mencari tempat dimana Haji Khan ditawan. Haji Khan mengetahui seluruh Istana ini, dan dia dengan mudah membimbing saya ke kamar Akbar. Setelah saya sampai di sana, maka hanya ada antara aku dan dia. Saya telah melihat dia berjuang terakhir kali dan saya setuju kalau dia telah banyak peningkatan dalam pertarungan. Ini akan menjadi pertandingan yang sama bagi saya. Saya memiliki keyakinan penuh bahwa saya akan membunuhnya pada akhirnya. Saat aku hendak membunuhnya, kalian semua harus memastikan bahwa Bairam Khan atau pasukan mughal yang lain untuk tidak mengganggu rencanaku menghampiri Akbar." Jelas Pratap, dan Rawat ji setuju dengan rencana Pratap, "tapi saya tidak yakin akan hal itu. Karena Begitu banyak tentara Mughal yang menjaganya. Ditambah lagi banyak prajurit Mughal berada di dalam istana ini.Mereka dapat menyerang kita setiap menit. Kita harus menunggu Rana ji dan tentara kita untuk datang kesini karena saya sudah memberi kabar tentang kita berada di sini. Saya yakin dia tidak akan datang tanpa pasukannya." Jelas Rawat Ji yang berusaha meyakinkan Pratap untuk tidak bertindak terlebih dulu, sebelum mereka mendapat bantuan. Namun Pratap menjawab kalau ia tidak ingin mengerahkan tentaranya yang sudah lelah dalam pertempuran kemarin. "Kita tidak punya waktu untuk menunggu mereka yang sebenarnya situasi sagat genting. Pasukan Mughal akan meninggalkan Agra kapan saja. Aku tidak akan membiarkan dia pergi dari sini." Jelas Pratap pada Rawat ji, tiba2 saja salah seorang informan datang menghampiri mereka. "Saya tidak tahu kapan Akbar akan kembali. Tapi saya datang untuk memberitahukan hal yang sangat berharga, Akbar akan segera datang kesini. Dan saat ini ia telihat menunggu sesuatu dengan cemas" Setelah mengatakan hal tersebut informan itu segera pergi meninggalkan gua, Pratap bertanya-tanya kenapa Akbar menunggu dengan cemas. Ia berbalik kepada Rawat ji untuk menanyakan hal tersebut. "Apa anda sudah mendapat jawaban bagaimana cara kita akan masuk dalam istana Alwar ini.?" Tanya Pratap pada Rawat ji, Rawat Ji tampak tersenyum mengangguk. Dan Pratap juga ikut tersenyum mengerti kalau mereka mendapatkan sebuah ide. Episode berakhir pada Akbar dan Pratap dengan masing2 ekspresi wajah mereka.
KLIK VIDEO
DAFTAR SINOPSIS TERBARU
CINTA ELIF