By #Vany Desky
Dgn
sekuat tenaga Pangeran Pratap menahan serangan pasukan Marwar dgn
perisai. Sedangkan Jalal tersenyum melihat Pangeran Pratap terjebak dari
kejauhan. Tangan Kiri Pangeran Pratap menahan perisai diatas kepalanya,
sedangkan tangan kanannya memegang Pedang, Pangeran Pratap melayangkan
pedangnya utk membunuh mereka semua dalam satu putaran, semua pasukan
Marwar tewas ditangan Pangeran Pratap.
Jalal
terkejut melihat kekuatan Pangeran Pratap yg berhasil membunuh tentara
itu dgn sekali putaran. Pangeran Pratap menantang Jalal utk berkelahi
dgnnya. Jalim Singh datang menyela Pangeran Pratap. "Kau hendak menikah
tapi lihat apa yg terjadi sekarang?" Ucap Jalim singh sedih. Pangeran
Pratap tampak bingung mendengar ucapan Jalim Singh. Namun Jalim singh
tetap menyela Pangeran Pratap, Pangeran Pratap tampak tdak suka
mendengarnya & langsung menyerang Jalim Singh. Sedangkan Jalal yg
menyaksikannya hendak menyerang Pangeran Pratap dgn pedangnya, Tiba tiba
seseorang menghampiri Jalal dari belakang, & menepuk pundaknya.
Reflek Jalal hendak menyerang orang itu tetapi ketika ia melihat Bairam
Khanlah yg berada dibelakangnya, Jalal tdak jadi menyerangnya. Bairam
Khan datang utk membawa Jalal pergi bersamanya keluar dari medan
pertempuran. "Aku tdak bisa membiarkanmu mendapatkan lebih banyak
terluka di tempat ini, kita benar-benar tdak mengambil bagian dalam
pertempuran ini." Ucap Bhairam Khan yg menasehati Jalal. Namun Jalal
tetap bersikeras utk tetap berada disini. "Aku harus membawa keluar
Pangeran Pratap, aku akan membunuhnya." Ucap Jalal geram. Bairam Khan
mencegah Jalal karena sangat berbahaya baginya. "Kamu harus memerintah
pada semua tanah-tanah yg sudah kamu kuasai. Kamu harus memenuhi impian
ayahmu." Ucap Bhairam Khan yg kembali memperingati Jalal, & Jalal
akhirnya setuju utk pergi dgn Bhairam Khan.
Di
benteng Chittor, Ratu Bathiyani tampak menyesalkan atas takdirnya.
setiap kali terjadi hal yg baik maka pasti akan terjadi masalah yg
lainya. "Kami berjuang dgn Marwar & Pangeran Pratap menjadi panglima
dalam perang ini. Ada kemungkinan pasti Pangeran Pratap bisa mati tapi
aku tdak bisa memastikanya bahkan aku tdak senang tentang itu karena
Veer bai. Aku harus memikirkan sesuatu yg besar pesona Rana ji." Ucap
Ratu Bathiyani gelisah, namun saat Bathiyani melihat kekaca Dia terkejut
melihat Veerbai datang ke kamarnya. Veerbai mengatakan pemikiran nya
pada Bathiyani kalau ia sangat gelisah tentang perang ini. Namun Ratu
Bathiyani menyalahkan Veerbai atas semua masalah. "Jika kau datang ke
sini utk simpati maka kau sudah datang di pintu yg salah. Keluarlah dari
kamarku." Ucap Bathiyani mengusir VeerBai dari kamarnya, Veerbai segera
keluar dari Kamar Bathiyani.
Dimedan
Pertempuran, Pangeran Pratap masih bertempur melawan Jalim Singh. Jalim
Singh terus berjuang menghindar dari serangan Pangeran Pratap. Ia yakin
perang akan segera berakhir karena ia bisa melihat Ram Singh ji
belakang Pangeran Pratap. Jalim Singh mengatakan kepada orang dibelakang
Pangeran Pratap utk menyerang Pangeran Pratap. Namun tanpa
memperhatikan siapa orang itu, Pangeran Pratap segera menggorok
lehernya. Pangeran Pratap sangat syokh saat melihat orang yg
diserangnya, Pangeran Pratap meninggalkan pedangnya & dgn panik
Pangeran Pratap bergegas menghampiri Ram singhji yg sudah terluka
ditanah. Dgn sedih Jalim Singh mengatakan pada Pangeran Pratap kalau Ram
Singh ji datang utk menyelamatkan dia tapi Pangeran Pratap malah
membunuhnya. Pangeran Pratap menggeleng tdak setuju, Jalim Singh
berteriak teriak histeris menyalahkan Pangeran Pratap & ia segera
pergi. Selagi Pangeran Pratap memanggil manggil Ram Singh Ji, Jalal
tampak tersenyum senang atas perbuatan Pangeran Pratap yg sudah salah
menyerang Ram Singji. Sementara itu, Ram Singh ji yg sudah terluka
dibagian lehernya. Berusaha mengatakan pada Pangeran Pratap bahwa, "Kami
telah diberikan perlindungan oleh Mughal. Kami juga diberitahu oleh
Mughal cara utk mencapai ke sini." Ucap Ram Singhji memberitahu semuanya
pada Pangeran Pratap. Pangeran Pratap langsung teringat apa yg
dikatakan panglima Mughal (Nasir) kepadanya pada saat diperbatasan dulu.
"Itu berarti semuanya adalah tipuan Jalal. Dia ingin Mewar & Marwar
berperang satu sama lain." Lirih Pangeran Pratap didalam hatinya.
Beberapa
Prajurit Marwar datang menjemput Ram Singh Ji. Sedangkan Pangeran
Pratap tampak berkaca kaca menahan tangisnya, ia memikirkan apa yg telah
terjadi, Pangeran Pratap sangat terpukul karena mereka sudah berhasil
diadu domba oleh Mughal. Jalim Singh melaporkan kepada Maldev ji &
Raja Uday Singh tentang Pangeran Pratap yg sudah membunuh Ram Singhji.
Maldev memerintahkan prajuritnya utk menangkap Pangeran Pratap, kemudan
MaldevJi segera turun dari kudanya. Kembali pada Pangeran Pratap dimana
ia hanya melindungi diri dari serangan & tdak melawan. Dgn perasaan
sedih Pangeran Pratap mengingat bagaimana ia menggorok tenggorokan Ram
Singh ji. Tiba tiba saja suasana berubah menjadi gelap & Pangeran
Pratap membayangkan dirinya harus berjuang dgn dirinya sendiri. Hingga
dirinya datang lebih banyak utk menyerang Pangeran Pratap. Pangeran
Pratap membunuh semua diri lainnya & melihat mereka kaget / heran,
tubuh Pangeran Pratap kini sudah berlumuran keringat. Pangeran Pratap
melihat para prajurit yg berbentuk dirinya sendiri & menyadari kalau
ia tdak bisa melawan rakyatnya sendiri. Disaat semuanya tdak bergerak
(seakan waktu berhenti), tiba tiba saja Pangeran Pratap mendapat luka
sayatan dilengannya, dimana Pangeran Pratap diserang oleh dirinya
sendiri, Pangeran Pratap melihat cerminan dirinya memakai baju
perguruannya waktu masih belajar di tempat guru Ravendra. Sinopsis Mahaputra Episode 234
Diri
sejatinya mempertanyakan Pangeran Pratap tentang ajarannya. "Gurumu
sudah memberitahu kau, Pangeran Pratap. kalau kau akan berjuang dgn
orang-orang yg kau sayangi. Tanganmu tdak harus goyang." Seseorang tiba
tiba saja menyerang tangan Pangeran Pratap & hayalannya pun
berakhir. Pangeran Pratap meringis kesakitan menahan luka yg ada
ditangannya & ketika ia melihat orang yg telah menyerangnya Pangeran
Pratap tercengang menyadari orang itu adalah Guru Raghvendra. Guruji
menyerang Pangeran Pratap berkali kali & Pangeran Pratap terus
menghindar sambil melihat situasi disekitar mereka. Saat Guruji hendak
menyerangnya kembali, Tiba tiba saja Pangeran Pratap melepaskan
pedangnya. Guruji tampak heran dgn keadaan Pangeran Pratap. ucapan Ram
Singh ji terus bergema dalam pikiran Pangeran Pratap. Pangeran Pratap
mengatakan kepada Guruji kalau semuanya Jalallah yg merencanakan
semuanya. "Dia telah menciptakan situasi ini di mana kita berjuang
antara diri kita sendiri. Aku tdak bisa melawan dgn tentara
orang-orangku sendiri." Ucap Pangeran Pratap berkaca-kaca
Beberapa
Prajurit hendak menyerang Pangeran Pratap tapi Raghvendra menghentikan
mereka utk tdak menyerang Pangeran Pratap, semua orang langsung menatap
kearah Pangeran Pratap & Guruji. "Dia tdak memiliki senjata &
kita tdak melawan dalam situasi itu." Tutur Guruji dgn suara lantangnya.
Semua orang (baik raja-raja, rawat ji) melihatnya. Maldev bertanya,
"Ada apa dgnmu Pangeran Pratap, apa itu adalah semacam leluconmu." Tanya
Maldevji dgn lantang, sedangkan tangannya masih menahan serangan Raja
Uday.
Rawat
ji & Raja Uday Singh berteriak pada Pangeran Pratap utk mengambil
pedangnya. "Mereka adalah musuh kita." Teriak Raja Uday pada Pangeran
Pratap. Pangeran Pratap tdak setuju dgn ucapan mereka, Pangeran Pratap
menatap kearah gurunya. "Aku hanya bisa melihat orang-orangku sendiri di
sini. Kita tdak berkelahi dgn musuh tapi diri kita sendiri." Ucap
Pangeran Pratap sedih. "Tolong hentikan semuanya. Kita tdak mendapatkan
apa-apa melalui ini. Kita harus melawan Mughal, mereka berbahaya.
Merekalah yg ingin merebut tanah kita / Rajputana dari kita. Pangeran
Pratap berlutut memohon dgn mengatupkan kedua tanganya utk menghentikan
pertempuran mereka. "Tolong hentikan, aku mandi darah di antara orang
orangku sendiri hari ini. jika kita terus berjuang di antara diri kita
sendiri maka orang lain akan terus mengambil keuntungan dari ini. Mughal
yg mengambil keuntungan hari ini & besok akan menjadi orang lain.
Tolong hentikan." Ucap Pangeran Pratap kembali dgn perasaan sedihnya.
"mereka tdak bisa berhenti sekarang, Pangeran Pratap. Kau harus berjuang
melawanya. Ini adalah kewajibanmu." Ucap Guruji yg memperingati
Pangeran Pratap utk tetap melawan.
Namun
Pangeran Pratap berusaha meminta maaf karena ia tdak bisa menyebut ini
adalah sebuah kewajiban." Kemudian dgn lantangnya Pangeran Pratap
memerintahkan kepada tentaranya utk menjatuhkan senjata mereka &
menghentikan perang ini. Seketika orang orang berhenti menyerang &
menatap heran kearah Pangeran Pratap. Raja Uday Singh mempertanyakan
atas tindakan Pangeran Pratap. "Aku melakukan tugasnya sebagai panglima
dgn menunjukkan mereka dgn cara yg benar. Aku tdak bisa menerima ini
sebagai kewajiban di mana kita mengurangi pasukan kita sendiri dgn
membuat mereka menyakiti orang mereka sendiri. Aku tdak akan memilih
senjata apapun dalam perang ini sekarang." Ucap Pangeran Pratap sedih.
Semua orang akhirnya berhenti saling menyerang & mereka terkejut
mendengar ucapan Pangeran Pratap. Raja Uday Singh juga menginginkan
Rajputana utk bersatu. "Aku sudah menentangnya dari awal. Sebuah
keputusan yg tepat, tetap benar bahkan setelah nanti.
Kemudian
Raja Uday memanggil Maldevji. "Aku juga tdak ingin berperang, di mana
kita membunuh orang kita sendiri. Aku juga tdak ingin menjadi bagian
dari perang ini." Ucap Raja Uday pada Maldev ji, sambil menunjukan
pedangnya didepan Maldevji, seketika perangpun berhenti. Setelah memberi
penghormatan pada pedangnya, Raja Uday Singh, Rawat ji & semua
tentara Mewar menjatuhkan pedang mereka ketanah. Pangeran Pratap terharu
& Guruji tampak tersenyum melihatnya. Namun Maldevji tdak
terpengaruh dgn ucapan Prtap, dgn geram dia segera berjalan menuju
kearah Pangeran Pratap, dimana MaldevJi masih memegang pedang
ditanganya. "Kenapa Pangeran Pratap? Melawanlah atau aku akan
menyerangmu." Ucap Maldev pada Pangeran Pratap. Raja Uday Singh segera
memanggil Raja Maldev & menyuruhnya utk memahami seperti apa yg
Pangeran Pratap katakan. "Dia benar, cobalah utk mengerti, pemikiran
Pangeran Pratap." Tegur Raja Uday pada Maldevji. "Kau harus memiliki
pemikiran tentang hal ini sebelum kau menipu saya." Ucap Maldev kembali
pada Pangeran Pratap, & Pangeran Pratap memberitahu Maldevji utk
membunuhnya jika itu dapat menyenangkan hatinya. Pangeran Pratap
merentangkan kedua tangannya siap utk dibunuh oleh Raja Maldev.
Semua
orang tampak tegang menyaksikannya. Pangeran Pratap kembali mengatakan
pada Raja Maldev kalau ia menolak utk mengambil pedangnya lagi. Rawat ji
menawarkan utk menolongnya, tapi Raja Uday Singh melarangnya. Sedangkan
Maldev kehilangan kesabaran tapi Pangeran Pratap tetap pada
keyakinannya. Maldev melayangkan pedangya keleher Pangeran Pratap tapi
ia tdak jadi menyerang Pangeran Pratap karena Pangeran Pratap tetap tdak
menggunakan senjatanya utk melindungi dirinya sendiri. "Aku seorang
Rajput nyata yg tdak bisa melawan seperti ini. Jangan berpikir kalau aku
telah dipengaruhi oleh kata-katamu. Ini karena ayahmu yg telah menipu
saya. hukuman akan ditanggung oleh seluruh Mewar." Kemudian suara
terompet terdengar pertanda perang harus berakhir hari ini. Maldev
mengatur pertempuran besok. "Aku akan selalu ingat bahwa Anda (Pangeran
Pratap) telah menggorok leher anak aku yg telah mempertaruhkan
nyawanya." Ucap Maldevji lantang, sedangkan Pangeran Pratap hanya
terdiam berdiri dgn kepala tertunduk sedih.
DAFTAR SINOPSIS TERBARU
CINTA ELIF