http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Raja Maldev Ji (kakek Phool) datang ke kerajaan Mewar, keluarga Raja Udai Singh menyambutnya dengan penuh kegembiraan, Ratu Uma Devi (nenek Phool) memberikan penyambutan untuk suaminya dengan melakukan aarti “Aku telah begitu lama tidak melihatmu” ujar Ratu Uma Devi “Dimana anakku ?” tiba tiba Phool berteriak dari dalam istana sambil menghambur keluar memeluk kakeknya “Kakek !” Raja Maldev Ji membalas pelukkan cucunya “Bagaimana kabarmu, sayang ?”, “Kakek kelihatan sangat tua sekali sekarang” Raja Maldev hanya tersenyum “Dimana pangeran Pratap ?” Phool merasa penasaran ketika tidak dilihatnya Pratap dimana mana “Kakek benar benar tidak percaya kalau kamu sudah besar sekarang” pada saat yang bersamaan Ajabde menghampiri mereka “Sahabatmu juga ada disini rupanya” ujar Maldev Ji “Ajabde, bawa ini semua ke kamarnya” Ratu Jaiwanta segera menghentikan perintah Ratu Uma Devi “Biarkan pelayan yang melakukannya”, “Iyaa karena Ajabde akan membantu aku untuk membuka semua hadiah hadiah ini” ujar Phool sambil menyeringai senang, pada saat yang bersamaan Pratap menghampiri mereka setelah bepergian dari luar istana, Raja Maldev Ji memeluk Pratap erat “Pangeran Pratap, kamu benar benar berfikir ini sebuah impian yang besar dan setelah menikah nanti, kamu akan mendapatkan impianmu” Pratap hanya diam saja ketika Raja Maldev merasa senang “Pangeran Pratap, kamu kelihatannya tidak bahagia setelah mendapatkan restu dari Raja Maldev Ji” Ratu Uma Devi merasa aneh melihat tingkah Pratap “Saat ini, aku tidak bisa melihat sebuah impian” ujar Pratap sambil tersenyum masam kemudian pamit untuk masuk ke dalam kamarnya, ketika berpapasan dengan Ajabde, sejenak Pratap berhenti dan melihat Ajabde sekilas, Ajabde pun membalas tatapan Pratap dengan tatapan gelisah, sedangkan dari tempatnya berdiri Raja Maldev Ji bisa melihat ketika Pratap dan Ajabde saling memandang satu sama lain “Ajabde, kenapa kamu begitu tegang kalau bertemu dengan Pratap ?" ujar Phool heran, Ajabde hanya terdiam tidak menjawab apapun, tak lama kemudian Raja Maldev Ji memanggil Phool dan berkata “Phool, jangan bagikan apapun dengan Ajabde, kalau tidak kamu bisa bisa harus berbagi perasaan cintamu dengannya”, “Tapi aku selalu berbagi apapun dengan Ajabde, kakek”
Di kamar Bhatyani, saat itu Ratu Uma Devi sedang ngobrol dengan Bhatyani “Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh pangeran Pratap pada Raja Maldev Ji, sehingga mereka bisa menerima hubungan ini” pada saat yang bersamaan Ratu Jaiwanta ikut bergabung dengan mereka dan mengundang Ratu Uma Devi menghadiri Mahila Sangeet
Ratu Jaiwanta, Ratu Sajja Bai, Phool dan Ajabde meminta Pratap agar mau bermain sandiwara, awalnya Pratap tidak mau tapi kemudian akhirnya menyerah dan mau ikut ambil bagian dalam sandiwara
Di Agra, Jalal sedang membuat rencana dengan Bhairam Khan untuk menyerang Ajmer, salah satu prajuritnya mengabarkan ke Jalal kalau prajurit Haji Khan telah melarikan diri “Tidak ada seorangpun yang akan menghentikan dia ! Mata mataku akan menghentikan mereka di Mewar !” ujar Jalal geram
Di kerajaan Mewar, Pratap, Phool dan Ajabde mulai bersandiwara, semua raja dan ratu menonton sandiwara itu dengan perasaan senang dan semuanya berjalan lancar selama mereka melakukan sandiwara itu, hingga akhirnya ketika adegan Pratap dan Ajabde, tiba tiba Pratap melakukan dialog di luar dari skenario “Ajabde, apa yang akan kamu dapatkan dari semua ini, kamu juga telah melakukan banyak pengorbanan !” Ajabde hanya terdiam ketika Pratap mengutarakan perasaannya sambil berlinang airmata, Pratap sedih, semua orang yang melihat sandiwara itu mulai tegang “Aku tidak akan mundur dengan hubungan ini, kalian tetap akan mendapatkan kesempatan kedua” Raja Maldev Ji mulai melihat ada yang tidak beres dengan hubungan Pratap dan Phool, sementara Phool yang mendengar dari balik panggung terheran heran begitu mendengar ucapan Pratap, Phool menangis tersedu sedu
Di dalam kamar Phool, Phool sedang menangis meratapi nasibnya, Phool teringat ucapan Pratap, Phool baru menyadari kalau Pratap tidak pernah mencintainya tapi mencintai Ajabde, Phool teringat semua kejadian ketika Pratap begitu peduli terhadap Ajabde, ketika Pratap menggandeng tangan Ajabde setelah mereka di serang oleh pasukan Afghanistan, lalu ketika Pratap membantu Ajabde memanggul ember juga kejadian kejadian yang lain, saat itu Ajabde menghampiri Phool seraya berkata “Phool, kamu benar benar tetap akan menikah dengan Pratap ! Bertengkarlah denganku tapi jangan marah padaku” pinta Ajabde sambil menangis, Phool teringat ucapan kakeknya “Aku telah melakukan kesalahan ! Aku seharusnya tidak membagikan perasaanku dengan anak seorang menteri !” ujar Phool sambil menangis, ketika Ajabde hendak memegang bahu Phool, Phool langsung berteriak “Berhenti ! Aku tidak mau lagi melihat wajahmu !” ujar Phool lantang sambil tidak melihat ke arah Ajabde, Ajabde merasa terluka sambil menangis sesenggukkan kemudian berbalik meninggalkan Phool sambil berjalan perlahan lahan, Phool teringat bagaimana dulu dirinya berteman sangat akrab dengan Ajabde, melakukan semuanya bersama sama, bahkan Phool juga menganggap Ajabde sebagai sahabat yang sangat baik tapi saat ini semuanya telah musnah, setelah Phool tahu bagaimana perasaan Pratap yang sebenarnya.
Sambil terus menangis Ajabde meninggalkan Phool yang saat itu juga sedang menangis, di koridor istana ketika Ajabde keluar dari kamar Phool, Ajabde bertemu dengan Pratap di sana, Ajabde merasa tegang, mereka saling terdiam ketika berpapasan satu sama lain namun tak lama Pratap menghentikan langkah Ajabde “Ajabde, berhenti !” Ajabde menuruti perintah Pratap dan berkata “Phool, sedang berada di kamarnya” ujar Ajabde kemudian bergegas pergi meninggalkan Pratap, tak lama kemudian ketika Pratap sedang berada di halaman istana, Pratap bertemu dengan Phool dan mencoba untuk menghiburnya, tak lama setelah Pratap meninggalkannya, salah seorang pelayan mengabarkan pada Phool kalau kakek dan neneknya memanggilnya
Dilain tempat, tampak Phool tengah membawa nampan berisi bunga sambil
berbicara sendiri, & diujung jalan lainya Pangeran Pratap tampak
tersenyum memikirkan ucapan ibunya yg menyuruhnya untuk menyatakan
perasaanya Pada Ajabde. Karena Pangeran Pratap terlalu senang memikirkan
Ajabde diapun tidak menyadari Phool berjalan dihadapanya & tidak
sengaja menabrak nampan berisi bunga yg ada ditangan Phool, hingga
bunga-bunga itupun bertebaran dikepala Phool, Phool tampak terpesona dgn
kejadian itu. Melihat bunga jatuh dikepala Phool, Pangeran Pratap malah
melihat Ajabde pada diri phool hingga Pangeran Pratap membersihkan
bunga itu dikepala Phool yg berubah menjadi Ajadbe. Namun Pangeran
Pratap tersadar dari lamunannya dia menyadari ketika Phool membuka
suara, akhirnya Pangeran Pratap sadar Phooll ah yg ada dihadapanya bukan
Ajabde, Phool meminta berkat pada Pangeran Pratap.
Pangeran Pratap kemudian bertanya pada phool tentang keberadaan Ajabde.
Phool mengatakan, Ajabde ada di verandah. Setelah itu Phool segera pergi
dgn perasaan senang, & Pangeran Pratap juga melangkahkan kakinya
kesisi lain untuk menemui Ajabde.
Di varendah, tampak ajabde sedang memberikan pakan untuk burung &
Pangeran Pratap sudah sampai disana kemudian ia duduk didekat Ajabde yg
belum menyadari kehadirannya. Namun beberapa saat kemudia barulah Ajabde
menyadari kehadiran Pangeran Pratap, ia tampak terkejut & mencoba
untuk pergi darisana namun Pangeran Pratap segera menangkap tangan
Ajabde & Pangeran Pratap mengatakan, "aku hanya ingin berterima
kasih kepadamu."
Ajabde menjawab, "kau menikahlah dgn phool." Pangeran Pratap membalas
ucapan Ajabde, "aku tidak ingin menikah dgn phool. "mengapa?" Tanya
Ajabde, Pangeran Pratap mengatakan, "phool tidak bisa mengurusku &
phool tidak suka dgn orang-orang yg bisa terjaga disepanjang malam
untukku. Ajabde mengatakan, "aku meminta didepanmu, menikahlah dgn dia."
Sementara itu ditempat Phool, ia tampak berayun yg dihiasi oleh
bunga-bunga. Ia tampak senang dgn kejadian tadi & terbayang semua
kejadian yg menyenangkan dgn Pangeran Pratap. Kembali kepada ajabde
& Pangeran Pratap, Pangeran Pratap mengatakan "Apa kau tahu
Alasannya, kalau aku tidak harus menikah dgn dia." Kemudian Ajabde
menjawab, "aku tidak tahu." Pangeran Pratap mengatakan, "aku akan
memberitahu alasan mengapa aku tidak ingin menikah dgn phool. Ajab
mengatakan, "baiklah, ceritakan." Pangeran Pratap mengatakan, "phool
tidak seperti wanita yg siap setiap saat dalam kondisiku. Ajabde
kemudian mengatakan, "Kau tidak akan mendapatkan tipe orang yg seperti
itu dimanapun didunia ini." Kemudian Ajabdepun hendak pergi, namun
langkah Ajabde terhenti ketika ia mendengar ucapan Pangeran Pratap "Tapi
aku sudah mendapatkan gadis itu & kaulah gadis itu." Ucap Pangeran
Pratap yg menyatakan perasaanya pada Ajabde.
Ajabde yg membelakangi Pangeran Pratap tampak tersenyum mendengar ucapan Pangeran Pratap
Di
kamar Raja Maldev, Raja Maldev Ji, kakek Phool sangat marah pada Pratap
seraya berkata “Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta telah memohon di
hadapanku untuk hubungan ini akan tetapi ternyata pangeran Pratap
mencintai orang lain” ujar Raja Maldev Ji dengan nada marah “Tenang,
tenang, sabar” Ratu Uma Devi berusaha menenangkan suaminya “Mereka telah
melukai perasaan cucu kesayanganku, dia menangis sejadi jadinya” ujar
Raja Maldev lagi “Kalian tahu kan kalau aku selalu mendapatkan apapun
yang aku inginkan, aku masih ingin menikah dengan pangeran Pratap, kakek
!” ujar Phool dengan gayanya yang manja “Phool, sekali lagi nenek
tegaskan padamu, kamu harus memilih diantara mereka berdua, Ajabde atau
Pratap !” pada saat yang bersamaan Raja Maldev Ji mendapat kabar kalau
ayah dan ibunya Phool telah datang dan menunggu mereka di luar halaman
istana Mewar, Phool sangat senang
Di luar halaman istana Mewar, Raja
Ram Singh Ji sangat berterima kasih pada Raja Udai Singh untuk
penyambutan mereka, sementara itu salah satu menteri Haji Khan bertanya
pada salah satu warga penduduk tentang benteng Chittor.
Sedangkan
Ajabde nampak sedang berdoa pada Dewa Khrisna, tak lama kemudian Pratap
menemuinya disana dan berkata “Ajabde, aku minta maaf, aku telah
melakukan kesalahan” pinta Pratap dengan mengiba “Aku tidak akan melihat
wajahmu, paling tidak sampai kamu menikah dengan Phool, dan lagi aku
akan segera pergi dari sini’ ujar Ajabde sambil membelakangi Pratap,
tepat pada saat itu Ratu Bhatyani juga menghampiri mereka dan
mengabarkan kalau kedua orang tua Phool telah datang di istana Mewar,
saat itu Ajabde mau meninggalkan kuil tersebut namun Ratu Bhatyani
mencegatnya “Kalau begitu aku akan menemui mereka” ujar Pratap sambil
meninggalkan mereka, kemudian Ratu Bhatyani mencoba mengintimidasi
Ajabde dengan kata katanya yang pedas
Di halaman istana Mewar, Phool
langsung berlari menyambut ke dua orang tuanya, Phool sangat senang
bisa melihat ayah dan ibunya, setelah meminta restu, Phool langsung
menangis di pelukkan ibunya, ayah Phool heran dan bertanya tanya, Raja
Udai Singh dan Ratu Jaiwanta merasa tidak enak melihat situasi seperti
ini, kemudian Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta mengajak tamu tamunya
masuk ke dalam ruang keluarga, sesampainya disana “Kamu selalu bersama
sama dengan Ajabde kan, Phool ? Kamu kelihatannya sangat kecewa, iyaa
ayah tahu kenapa kamu sangat kecewa, ayooo ceritakan pada ayah bagaimana
keadaan Ajabde ?” Phool hanya terdiam sambil terus menangis, tak lama
kemudian Pratap menghampiri mereka dan meminta restu dari Raja Ram
Singh, Raja Ram Singh memeluk Pratap, Pratap meminta restu pada ibunya
Phool, kemudian Raja Ram Singh bertanya tentang Ajabde pada Pratap,
belum juga Pratap menjawab pertanyaan Raja Ram Singh, Raja Maldev
menghampiri mereka seraya berkata “Teman teman Pratap tidak akan berada
di pesta itu besok” Pratap kemudian pamit untuk memanggil teman
temannya, sepeninggal Pratap, Raja Maldev meminta pada semua orang yang
hadir disana “Kita seharusnya mengirimkan Ajabde pulang ke rumahnya !”
semua orang terkejut mendengarnya