http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Di teras rumahnya, Elif memandangi
pantai dan jalan raya sembari melamun. Huliya datang dan menawarkan sarapan.
Tapi Elif menolak.
Elif lalu memberi Huliya seamplop uang
dan menyuruhnya cuti sementara waktu. Saa Asli pulang dari rumah sakit, dia
bisa kembali bekerja lagi.
Di rumahnya, Tayyar yang sedang sarapan,
ditelepon Metin.
“Mungkin kau ingin membaca surat kabar
yang mendoakan arwahnya Taner!” Beritahu Metin.
“Jika kau tak mendapatkan Elif, kau tak
akan mendengar “akhirnya selesai” dariku Metin.” Tayyar menutup ponselnya.
Metin masuk ke dalam mobilnya, dan
menghubungi Nilufer. Rupanya ponsel Nilufer ada bersama Tayyar. Tayyar pun
marah.
Elif meninggalkan rumahnya. Dia masuk ke
dalam mobil dan mengemudikannya.
Rupanya pagi itu Elif mendatangi kantor
polisi. Dia berniat melaporkan Metin dan juga dirinya sendiri. Namun tiba-tiba
ada mobil hitam melintas di dekatnya. Seseorang turun dari mobil, membawa
karung dan menyekap Elif di dalam mobilnya.
Mobil hitam itu lalu pergi ke suatu
tempat terpencil. Di rumah tua, dekat rel kereta.
Di dalam mobil, Elif yang wajahnya
tertutupi karung dan tangannya terikat, terus saja berteriak. Sang penculik
yang duduk di depannya akhirnya melepas ikatan tangan dan juga pembungkus wajah
Elif. Elif akhirnya tahu siapa yang menculiknya.
Di teras rumahnya, Elif memandangi
pantai dan jalan raya sembari melamun. Huliya datang dan menawarkan sarapan.
Tapi Elif menolak.
Elif lalu memberi Huliya seamplop uang
dan menyuruhnya cuti sementara waktu. Saa Asli pulang dari rumah sakit, dia
bisa kembali bekerja lagi.
Di rumahnya, Tayyar yang sedang sarapan,
ditelepon Metin.
“Mungkin kau ingin membaca surat kabar
yang mendoakan arwahnya Taner!” Beritahu Metin.
“Jika kau tak mendapatkan Elif, kau tak
akan mendengar “akhirnya selesai” dariku Metin.” Tayyar menutup ponselnya.
Metin masuk ke dalam mobilnya, dan
menghubungi Nilufer. Rupanya ponsel Nilufer ada bersama Tayyar. Tayyar pun
marah.
Elif meninggalkan rumahnya. Dia masuk ke
dalam mobil dan mengemudikannya.
Rupanya pagi itu Elif mendatangi kantor
polisi. Dia berniat melaporkan Metin dan juga dirinya sendiri. Namun tiba-tiba
ada mobil hitam melintas di dekatnya. Seseorang turun dari mobil, membawa
karung dan menyekap Elif di dalam mobilnya.
Mobil hitam itu lalu pergi ke suatu
tempat terpencil. Di rumah tua, dekat rel kereta.
Di dalam mobil, Elif yang wajahnya
tertutupi karung dan tangannya terikat, terus saja berteriak. Sang penculik
yang duduk di depannya akhirnya melepas ikatan tangan dan juga pembungkus wajah
Elif. Elif akhirnya tahu siapa yang menculiknya.