http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Saat Omer sedang mempersiapkan dirinya untuk pergi berangkat makan malam Bahar datang ke kantor Omer.
Bahar : Kau memanggilku untuk memintai aku keterangan, dan kau juga memintaku membawa banyak berkas.
Omer : Kami menunggumu untuk datang besok
Bahar : Aku pikir aku bisa datang sekarang, daripada sepanjang malam
aku harus stress. Aku juga ingin membicarakan sesuatu denganmu, dan
sekarang tentang Elif. Al]ku rasa kalian berdua harus diingatkan.
Omer : Aku tidak mengerti ini tentang apa
Bahar : Katakan saja ini tentang perbedaan status sosial kalian. Kita harus salung melindungi satu sama lain bukan.
Omer : Aku tidak suka dengan orang yang berbicara dengan tidak jelas, katakana saja dengan jelas apa maksudmu.
Bahar : AKu hanya ingin mengatakan kalaukau harus berhati2.
Omer : Benarkah? Kita tidak saling mengenal, kenapa aku harus menerima saran darimu.
Bahar : Tentu saja, tetapi..Aku sangat mengenal Elif dengan baik. Dia
tidak harus bekerja keras untuk apapun yang dia inginkan dalam hidupnya.
Dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan saat dia meminta sesuatu,
ayahnya akan memberikannya. Oleh karena itu, sangat mungkin sekali dia
melihatmu sebagai sesuatu yang dia miliki.
Omer : Bagaimana kau bisa mengatakan hal yang seperti itu tentang temanmu?
Bahar : Selain itu, elif juga melihat sesuatu dari perspektif yang
lain. Sedangkan kita berdua, melihat sesuatu dari perspektif yang sama.
Mungkin kau belum menyadarinya. Aku sama sepertimu, tetapi Elif berbeda
dari kita. Aku telah mengenal dia selama 20 tahun, dan kau baru mengenal
dia selama beberapa minggu ini, jadi kau harus mempercayaiku.
Omer : Benarkah? Apa itu?
Bahar : Aku karyawannya, aku telah mencoba melakukannya hamper seumur
hidupku. Walaupun aku dan Elif berteman, kita tidak pernah sama, dank au
tidak bisa menjadi seperti Elif maupun keluarganya. Aku selalu mencoba
menjadi seperti dirinya. Tetapi aku tidak pernah berhasil, kareena
terkadang momen seperti itu selalu datang, momen disaat mereka
mengingatkan darimana kuberasal. Mereka adalah bos, dan kita hanyalah
bawahan mereka. Aku mengatakan ini kepadamu karena kau berasal dari dua
dunia yang berbeda. Aku tidak ingin kau terlibat kedalam sesuatu yang
nantinya hanya akan membuatmu kecewa. Mungkin malam ini kau akan pergi
kencan, dan itu berarti kau akan pergi ke sebuah tempat dimana kau akan
membayar tagihan pembayaran yang sangat besar. Tetapi Elif tidak akan
membiarkanmu merasa tidak enak, jangan khawatir. Dia akan mengurus hal
itu. Jangan terlambat.
Omer : Dengarlah tidak ada yang kau perlu
kau khawatirkan tentang diriku. Aku tidak akan menempatkan diriku pada
posisi dimana aku tidak mampu membayar sesuatu yang ku tidak mampu. Dan
aku juga bukanlah alat yang bisa digunakan oleh orang2 sepertimu. Kau
akan datang lagi besok untuk memberi keterangan. Jangan terlalu sering
muncul di depan mataku, itu tidak akan baik bagimu.
Bahar : Oke
Omer : Kau tidak memiliki perasaan untuk menjadi seorang teman.
Bahar : Kau tau dengan baik.
Kemudian Omer menghampiri Arda yang akan mengantarkan Omer ke restoran
tempat mereka akan makan malam, tetapi Arda melihat suasa hati Omer
menjadi berubah setelah berbicara dengan Bahar, tetapi Arda meyakinkan
Omer untuk tetap berangkat.
Akhirnya mereka sampai di depan
restoran tempat Elif dan Omer akan makam malam, tetapi Omer merasa
berat untuk pergi setelah mendengar kata2 yang diucapkan Bahar. Arda
mencob untuk mendorongnya masuk, apalagi di seberang jalan sudah
terlihat Elif yang baru saja tiba di restoran tersebut. Lalu Omer pun
masuk ke dalam restoran. Ketika Omer menanyakan tentang tempat yang tlah
dia reservasi kepada karyawan restoran, pelayan tersebut menjelaskan
bahwa status Omer disini adalah tamu dari Nona Elif, karena menurut
petugas restoran tersebut Elif telah menelepon dan menginformasikan kepada mereka tentang hal itu.
Mendengar hal tersebut Omer tidak jadi masuk ke dalam restoran dan
kembali lagi ke mobil Arda. Melihat hal tersebut Arda menjadi bingung
dan dia bertanya kepada Omer, kenapa dia tidak jadi masuk dan Omer
menjelaskan kalau Elif telah menelepon ke restoran tersebut dan merubah
pesanan di restoran tersebut. Omer merasa kalau hal itu merendahkan
dirinya dan menurut Omer Elif melakukan hal itu karena Elif tahu kalau
dia tidak akan bisa masuk ke restoran itu tanpa dirinya. Arda mengatakan
kepada Omer agar dia jangan terlalu cepat marah. Omer mulai terpengaruh
dengan kata2 Bahar mengenai perbedaan status sosial, Arda pun
mengingatkan pada Omer kalau meninggalkan Elif tanpa pemberitahuan
merupakan tindakan yang tidak sopan. Dan lalu Omer mengajak Arda untuk
pergi dari tempat itu. Dan Sementara itu Elif tetap menunggu kedatangan
Omer di dalam restoran.
Setelah meninggalkan tempat itu Omer pergi menemani Arda untuk makan
Arda : Kalau kau menjadi murung seperti ini, untuk apa kau menemaniku.
Omer : Baiklah kawan, kalau aku menghancurkan kedamaianmu aku akan pergi.
Arda : Allah.. Allah.. Ya Ampun, kau mudah sekali marah. Katakana pa yang kau rasakan, maka aku bisa mengerti kawan.
Omer : Aku sangat kesal dengan situasi ini.
Arda : Ini seperti badanmu ada disini, tetapi pikiranmu ada disuatu tempat.
Aku rasa kau sedang memikirkan Elif. Terima saja kenyataannya kawan.
Kau telah melakukan sesuatu yang bodoh, dan sekarang kau menjadi marah.
Kau menyukai Elif dan Elif menyukaimu. Apa itu “Kita berasal dari dunia
yang berbeda” tingkah laku seperti itu hanya ada di serial2 Turki kuno.
Selain itu apakah Elif pernah membuat masalah, bahkan hanya dalam waktu
satu detik?
Omer : Kenapa kau mempermasalahkan hal itu?
Arda : Kawan, berapa banyak orang di dunia ini yang akan dengan senang
hati bertukar tempat denganmu saat ini?. Gadis itu merasakan sesuatu
kepadamu. Kau tahu betapa bersyukurnya kau akan hal itu. Ketika Pelin
tersenyum kepadaku, aku merasa sedang berjalan diatas awan selama 2
hari. GAdis itu dengan berani mengatakan kalau dia menintaimu. Apa lagi
yang ingin kau inginkan lebih dari itu?. Ibuku selalu mengatakan “
Kepala tanpa pikiran yang sehat sama seperti batu”. Paling tidak
makanlah sedikit dan itu akan membantumu. Nikmatilah, aku memesan untuk
kita berdua.
Keesokan harinya Omer dkk, menangkap Taner,
kakak ipar Elif, mendengar hal tersebut Elif langsung pergi ke kantor
polisi untuk melihat keadaan Taner, sampai di kantor polisi Elif juga
bertemu dengan Pinar. Elif menghampiri Omer dan Elif menanyakan kenapa
Omer selalu menangkap anggota keluarganya, mereka terus berdebat dan
Omer mengatakan, kenapa kau sangat marah sekali, apa ini karena aku
tidak datang makan malam? Tetapi belum sempat Elif menjawab Bahar dan
Levent datang. Kemudian Omer pergi menginterogasi Taner dan Taner
bersumpah kalau dia tidak melakukan pembunuhan. Lalu Omer keluar menuju
kantornya dan Elif menanyakan apakah Taner sudah bisa pulang, Omer
menjelaskan kalau saat ini Taner belum bisa pulang karena belum ada
keputusan tentang dirinya, dan juga penyelidikan masih berlanjut.
Mendengar hal itu Elif mengancam Omer, kalau dia tidak akan membiarkan
hal buruk ini merusak reputasi keluarga Elif di media. Levent mengajak
pergi Elif, dan sebelum pergi Bahar mengatakan kalau dia akan menjadi
perwakilan dari keluarga Elif, melihat Elif pergi dengan Levent Omer pun
mulai cemburu. Arda mengatakan kepada Omer bahwa apa yang telah dia
lepaskan merupakan sebuah harta karun bagi orang lain *maksudnya
Elif*.Mendengar hal itu Omer malah menjadi marah.
Omer, Pelin dan Arda pergi ke kantor Elif lagi untuk memeriksa mobil
Taner. Petugas di kantor Elif mengatakan kalau dia baru bisa memberikan
kunci mobil dan juga akses kepada mereka setelah mendapatkan perintah
dari atasannya *Elif*, lalu tiba2 Elif datang, Arda menjelaskan kalau
mereka membawa surat penggeledahan. Omer mengatakan kepada Elif kalau
mereka ingin memeriksa apakah ada senjata atau bercak darah yg tersisa,
Elif mengabaikan Omer dan menganggap seolah2 Omer tidak ada. Elif lebih
banyak berbicara kepada Pelin dan Arda. Elif kemudian pergi meninggalkan
mereka bertiga, tetapi Omer mengejar Elif
Omer : Elif..Elif ayo kita berbicara. Kau bertingkah seperti anak kecil.
Elif: Aku?
Omer : Baiklah, aku tidak datang ke acara makan malam itu, aku minta
maaf. Aku akan mengatakan kepadamu kenapa aku tidak datang, suatu saat
nanti…
Elif : Omer apakah kau sadar, kata2mu dan tindakanmu tidak ada yang sesuai.
Omer : Apa, Apa maksudmu? Aku bertindak sesuai dengan apa yang ku katakan.
Elif : Baiklah, terserah saja apa yang kau katakan.
Omer : Elif, hal ini seharusnya tidak perlu terjadi, kita adalah teman tidak peduli apa yang terjadi (ohh maiigott omerrr)
Elif : Omer..Omer kita bukanlah teman, jangan menipu dirimu lagi dan juga jangan menipu diriku lagi.
Elif pun masuk ke kantornya, dan Arda menghampiri Omer
Arda : Sepertinya masalahmu semakin buruk.
Omer : Kawan ini bukanlah waktu yang tepat untukmu bercanda. Diamlah.
Arda : Kawan apakah kau tahu, ketika semalam kau tidak datang menemui
Elif, maka kau akan kehilangan dia. Kau telah membuat pilihan dan kau
meninggalkan Elif. Jadi sekarang kau harus menanggungnya kawan. Gadis
itu mengatakan dengan jelas apa yang dia inginkan. Dia kehilangan
kesabarannya kawan. Karena kau tidak ingin mencadi kekasih dari gadis
ini, maka tinggalkanlah gadis ini kawan.
Omer : Ini bukan berarti kalau aku tidak menginginkannya kawan, kita hanya tidak bisa bersama.
Arda : Kami tidak bisa?. Kawan, ketika seseorang mencoba untuk
membohongi dirinya sendiri, itu adalah suatu hal yang buruk sekali.
Terimalah, Kau merasa takut, Kau takut setelah apa yang terjadi dengan
Sibel. Hal ini sangat disayangkan untuk gadis itu. Tidak ada pilihan
kata tidak diantara kalian, Kau pergi atau kau tetap diam disini.
Biarkan gadis itu menlanjutkan hidupnya.
Di ruang kerjanya Elif
sedang merapihkan barang2nya dan dia merapihkan dengan sangat kesal.
Sementara itu Bahar mengintip dari balik pintu dan dia tersenyum senang.
Arda, Pelin dan Omer sedang berada di perusahaan Elif, mereka sedang
mencari barang2 yang berkaitan dengan Taner. Ketika Pelin sedang mencari
barang ke kantor Taner, Arda dan Omer yang menunggu diluar kembali
berbicara. Dan seperti biasa Omer kembali memainkan zipponya lagi.
Arda : Jika kau pernah merokok sekali dalam hidupmu, aku akan mengerti
apa yang kau lakukan dengan Zippo yang ada ditanganmu saat ini.
Tinggalkan itu dan berhentilah sebentar.
Omer : Ini caraku untuk berpikir kawan.
Arda : Baiklah kau lanjutkan untuk berpikir, dan kau pasti akan
menemukan jalan keluarnya. Lihatlah kawan, aku telah berbicara kepadamu
tentang hal ini dari tadi malam. Tapi, kau bahkan belum berubah
sedikitpun, kau masih keras kepala. Maafkan aku, kadang seorang teman
harus mengatakan sesuatu yang menyakitkan seperti ini kawan. Aku akan
mengatakan hal ini sekali lagi untuk yang terakhir kalinya, dan setelah
itu aku berjanji kalau aku tidak akan membuka mulutku lagi tentang topic
seperti ini.
Arda : Lihatlah ada sebuah pepatah bagus yang
mengatakan “ Hidup tidak akan membawa kembali apa yang telah hilang, dan
juga tidak akan membawa kembali waktu yang telah terlewati. Entah itu
kau hidup di waktumu saat ini, atau jangan menangis karena kau tidak
bisa hidup. Pepatah itu sangat cocok denganmu.
Kemudian Omer
menanyakan kepada Arda dimana Pelin, dan Arda mengatakan kalau saat ini
Pelin sedang menanyai sekretaris Taner. Tidak lama kemudian Pelin datang
dan mengatakan kalau pekerjaannya sudah selesai, tetapi mereka harus
pergi kerumah Taner untuk mengambil barang2 Taner lagi. Ketika hendak
pergi Omer melihat ke arah kantor Elif, melihat hal itu Arda menatap kea
rah Omer dan akhrinya Ome memutuskan untuk pergi ke ruangan kerja Elif.
Di ruangan kerjanya Elif sedang membereskan barang2 yang akan dia bawa
pindah ke kantor barunya. Lalu tiba2 datang Levent, Levent datang untuk
mengajak Elif menonton film. Elif menolaknya dengan alas an masih banyak
yang harus dia rapihkan. Lalu tiba2 datang Omer mengetuk pintu ruangan
Elif. Omer melihat Levent di ruangan Elif.
Omer : Kita harus membicarakan sesuatu hal yang penting.
Elif : Aku sangat menginginkan hal itu, tapi aku baru saja ingin pergi
dengan Levent. Ayo Levent, kita tidak boleh ketinggalan adegannya
sedikitpun.
Lalu Elif pergi bersama Levent.
Elif dan
Levent pergi ke bioskop dan Omer mengikuti mereka, Omer menonton di
bangku paling belakang sambil mengawasi mereka berdua. Selama di bioskop
Elif berpura2 untuk tersenyum dan dekat dengan Levent, hal itu membuat
Omer cemburu. Sehabis menonton, Elif dan Lvent pun pergi makan, Omer
juga mengikuti mereka. Omer duduk di bangku seberang Elif percis dan
tetap mengawasi mereka dengan tatapan yang tajam. Levent menanyakan
pada Elif apa yang dilakukan Omer disini dan Elif mengatakan dia tidak
tahu, lalu Levent mengatakan kalau dia bisa mengusir Omer kalau dirasa
itu menggangu Elif tetapi Elif mengatakan kalau dia tidak apa2, biarkan
Omer melakukan apa yang dia inginkan. Kemudian setelah memesan makanan
Elif pergi ke toilet. Omer mengikutinya, dan diapun masuk ke kamar mandi
wanita, lalu dia mengunci kamar mandi itu.
Elif : Omer apa yang kau lakukan ? Jangan bertindak bodoh.
Omer : Apa yang kau lakukan katamu, Apa yang kau lakukan dengan pria bodoh itu?
Elif : Ada apa denganmu?
Omer : Apa maksudmu dengan “Ada apa denganmu?”
Elif : Maksudku ini bukan urusanmu.
Omer : Kemarin kau datang kepadaku, dan mengatakan semua hal, dan
sekarang lihat yang telah kau lakukan, bertengkar dan marah-marah.
Elif : Darimana kau memiliki hak untuk berbicara seperti itu kepadaku?Bisakah kau minggir? Tolong!. Aku harus kembali kepada temanku.
Omer : Kau tidak boleh
Elif : Apa maksudmu dengan tidak boleh
Omer : Kau tidak boleh Pergi.
Elif : Omer, Levent sedang menungguku.
Omer : Kau tidak boleh meninggalkanku dan pergi ke pria bodoh itu, aku tidak akan membiarkanmu.
Elif : Oh ya, memangnya kau siapa? Siapa kau berani2nya melarangku?.
Tidak boleh ada orang yang menggangu hubungan pertemanan sesorang dengan
temannya. Dan aku ingin pergi makan siang bersama temanku.
Omer : Mulai sekarang kau tidak usah berbicara lagi dengan laki-laki ini, semua sudah selesai, kau bukanlah temannya lagi!
Elif : Ini bukan urusanmu.
Omer : Kau bahkan tidak akan bisa membayangkan kalau ini terserah
kepadaku, Oke semuanya sudah selesai dan tidak ada makan siang lagi.
Elif : Omer aku tidak akan pergi kemanapun, ini akan membuat Levent malu.
Omer : Ya ampun, dan sekarang kau berbicara tentang rasa malu.
Elif : Omer apa yang kau katakana?
Omer : Ayo
Elif : Kau menyakitiku
Omer : Kalau begitu tenanglah.
Elif : Omer..Omer..Omer..
Omer lalu menggenggam tangan Elif dan dia menarik Elif menuju meja makannya.
Omer : Ayo cepat ambil tasmu dan kita pergi.
Levent : Elif apa yang terjadi.
Elif : Levent, permisi, aku minta maaf
Levent : Elif tidak akan pergi kemana2.
Omer : Kata siapa?
Levent : Kataku.
Omer : Ohh, sangat menarik.
Levent : Lihat aku!
Omer : Jangan kau angkat tangamu atau aku akan mematahkan jari2mu.
Elif : Apa yang kalian berdua lakukan, tenanglah.
Omer : Baiklah Elif, ambil tasmu dan tunggu aku diluar sebentar, aku akan segera datang.
Levent : Memangnya kaupikir,siapa yang kau paksa untuk pergi?
Omer : Kekasihku, kau mengerti
Mendengar kata2 itu dari mulut Omer , Elif pun menjadi terkejut.
Omer : Dengar, jika kau memang pria sejati, kau akan duduk dengan baik
disini sambil menikmati makan siangmu, dan jangan membuatku marah.
Levent : Bagaimana kalau aku tidak mau melakukannya? Dengarlah, aku sangat menghindarikekerasan, jadi jangan memaksaku.
Omer : Apa kau bilang kekerasan? *Omer pun mendorong Levent*
Elif : Omer apa yang akan kau lakukan? Levent maafkanlah aku.
Omer : Lihatlah, kalian berdua bekerja diperusahaan yang sama, dan aku
tahu itu. Tetapi kau lihat aku, bertemu denganku dank au tahu siapa aku.
Mulai dari sekarang kau tidak akan lagi pergi jalan-jalan bersama
dengan
Elif. Ayo kita pergi.
Elif : Aku minta maaf Levent.
Omer : Kenapa kau hatus minta maaf?
Mereka berdua akhirnya pergi dan berjalan2 di taman.
Elif : Aku benar2 tidak mengerti apa yang telah kau perbuat Omer.
Siapa kau sebenarnya omer, seorang lelaki sejati atau orang yang kasar,
tunjukan padaku saat ini juga agar aku bisa mengetahui siapa dirimu yang
sebenarnya.
Omer : Lihatlah Elif kau menyalahkan dirimu hanya
karena laki2 itu. Kau melihat aku disana dan kau tidak mendekat
kepadaku, kau malah tertawa dan bersenang2 dengan pria itu. Jelaskan
kepadaku, tunjukan sisi lain dirimu kepadaku.
Elif : Apa yang coba kau katakana?
Omer : Kau mendengar apa yang kukatakan.
Eif : Aku tidak mengerti. Katakan itu dengan jelas.
Omer : Maksudku, apakah begitu mudah kau menggandeng tangan pria lain dan kemudian pergi dengannya?
Elif : Apa ini karena aku menciumu terlebih dahulu, iya kan? Dan kau
berpikir kalau aku akan mencium semua orang yang aku temui? Dan aku juga
menggandeng tangan setiap laki2, apa itu yang kau maksud? Apa aku orang
seperti itu? Itukah yang ingin kaukatakan kepadaku?
Omer : Elif
Elif : Shuuut Komisar, semakin banyak kau berbicara, kau malah akan semakin mempermalukan dirimu.
Lalu Elif pun pergi berjalan meninggalkan Omer, tetapi Omer mengejar Elif terus.
Omer : Baiklah, aku telah membuat diriku terlihat sangat bodoh, Apa ini
Signorina, apa kau sedang melakukan jogging tanpa sepengetahuanku
? *ngakak abis denger Omer ngomong gini, orang lagi kesel malah
dibercandain*. Kau adalah pelari yang hebat, apa saat ini kau sedang
berlatih? Ahhh nampaknya memang tidak mudah membuat seorang nenek sihir
tertawa *asli Omer koplak, ngakak abis*. Baiklah kau yang menang, aku
minta maaf.
Elif : Untuk apa?
Omer : Untuk yang sudah aku katakana sebelumnya.
Elif : Apa lagi?
Omer : Lihatlah, aku tidak akan meminta maaf untuk pria brengsek itu.
Elif : Kenapa kau tidak datang ke acara makan malam? *Gleekkk, Elif
nembak langsung pertanyaanya *. Omer apa kau ingin mempermainkanku?
Omer : Tentu saja tidak.
Elif : Kalau begitu jawab pertanyaanku, itu hanyalah pertanyaan yang
mudah. Kau adalah seseorang yang selalu bicara, bahkan ketika aku bilang
kau harus diam. Kau adalah orang yang pandai berkata-kata, tetapi
ketika kau berbicara denganku, kau kemudian menjadi diam. Aku lelah
selalu mendapatkan kesimpulan dari apa yang kupikirkan sendiri. Apa kau
tahu satau senyuman saja darimu, bisa mempengaruhiku.
Aku selalu memikirkan tentang kata2 konyolmu selama berjam2. Aku muak
mencoba untuk membaca yang tersirat, dan mencari hal-hal yang tak
terucapkan, kau tahu ...
*Lalu Omerpun menarik Elif dan merekapun berciuman*
Omer : Kau memintaku untuk berbicara, tetapi kau tidak berhenti
berbicara Signorina. Apakah kau telah mendapatkan jawabannya. Bagiku ini
sepertinya belumlah cukup.
Dan mereka kembali berciuman lagi.