http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Elif : Aku juga, baiklah, aku harus pergi.
Omer : Tentu saja ini sudah malam.
Elif :Selamat malam.
Omer : Selamat malam juga
Ketika Elif hendak berjalan ke rumahnya Omer mengatakan sesuatu.
Omer : Apakah sekarang sudah malam?
Elif : Kalau di Roma sekarang belumlah malam.
Omer : Lalu bagaimana dengan Amerika..
Elif : Tergantung darimana kau melihatnya pada waktu itu
Omer : Benar sekali. Lalu apa yang akan kita lakukan?
Elif : Apa yang akan kita lakukan?
Omer : Kalau kau ingin pelang ke rumah untuk beristirahat, maka itu sudah hal yang lain.
Elif : Tidak, aku tidak aku tidak mengatakan hal seperti itu.
Omer : Lalu apa kau tahu kita akan pergi kemana? Ayo kita berjalan lagi, melawan arah dari arah yang kita tadi lewati.
Elif : Tapi ini akan semakin dingin.
Omer : Baiklah kalau begitu kita akan menemukan tempat untuk menikmati secangkir teh yang akan menghangatkan kita.
Elif : Kau melihat, ketika tadi kita berjalan melalui jalan ini, tempat itu sangat dekat.
Omer : Aku juga memikirkan tempat itu, maksudku, aku akan mengatakannya kepadamu, tetapi aku takut kalau kau akan salah paham.
Elif : Aku juga memikirkan tempat yang sama.
Omer : Ini tidak seperti kita baru kesana untuk pertama kalinya, kita bisa minum the sambil berbicara.
Elif : Dan kita juga bisa mendengarkan music, selain itu aku juga sudah lama tidak melihat matahari terbit di Istanbul selama beberapa tahun ini.
Omer : Baiklah kalau begitu aku tahu tempat yang bagus. Tapi tentu saja itupun kalau kau tidak tertidur.
Elif : Siapa? Aku? Kau tahu sudah berapa kali aku terjaga di tokoku sampai pagi hari?
Omer : Baiklahmari kita lihat.
Kemudian mereka berda sampai ke kamar hotel tempat mereka bertemu pertama kalinya
Omer : Ini tidak seperti teh yang diseduh, tapi paling tidak sudah cukup baik. Semoga tanganmu terberkati.
Omer : Selamat menikmati, sebenarnya aku belum melakukan apa2.
Omer : Tentu saja. Oh ya, aku yakin kau tidak bisa memasak.
Elif : Benarkah, itu yang kau pikirkan?
Omer : Baiklah, kau jangan marah, aku hanya mengatakannya saja. Kau dibesarkan dengan memiliki koki, di rumahmu juga banyak asisten rumah tangga, demi Allah dimana kau menyimpan kettle tehmu di rumah?
Elif : Aku tahu letak semuanya di rumahku di Roma. Aku memasak disana, dan aku sangat merindukan rumahku di Roma, terkadang, ketika di pagi hari aku membuka mata aku membayangkan sedang berada disana. Tetapi kemudian aku mencoba mengingatnya, satu persatu.
Kemudian Omer mulai memegang tengkuk Elif yang bertuliskan tato.
Omer : Hanya ini satu2nya yang tidak bisa aku ungkapkan tentang dirimu. Karena aku belum pernah melihatnya secara lengkap. Ini huruf Braille kan, ini dibaca tak bersyarat.