http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Sinopsis #CintaElif Episode 24 Sabtu 31 Oktober 2015
Di dalam kapal, Pinar hampir
sekarat karena terkurung tanpa makanan, minuman, dan tangannya terborgol
berhari-hari. Hingga akhirnya polisi masuk dan menyelamatkannya.
“Kapten... Kapten... ada
seseorang di dalam sini....!” Seorang petugas polisi berteriak memanggil atasannya
saat melihat Pinar.
Omer dan Komandan Sami mengantar
Elif ke gedung perusahannya yang baru. Di dalam mobil, mereka masih saling
berbincang.
“Apa yang akan kita kerjakan?
Kapan kita akan bertemu lagi?” Tanya Elif.
“Omer akan menghubungimu. Tunggu
kabar dari kita!” Jawab Komandan Sami.
“Bicaralah dengan Metin seperti
biasanya. Tetap tenang. Jangan sampai dia mencurigaimu.” Kata Omer.
“Omer, aku mengerti! Tak perlu
kau mengatakan hal yang sama sepuluh kali. Aku tidak bodoh dan tak tuli.”
“Biar aku yakin, kau tak perlu
marah!”
“Aku tak marah. Jangan takut!”
Setelah itu Elif turun dari
mobil, dan masuk ke dalam gedung kantornya yang baru.
Omer dan Komandan Sami sedang
makan siang di di kafe dekat dermaga. Sekaligus membicarakan soal Elif.
“Gadismu tidak menolak.
Syukurlah!” Ucap Komandan Sami.
“Dia tak punya pilihan lain
selain harus menerimanya...” Balas Omer.
Omer terlihat sedang
uring-uringan. Teh yang diminumnya terasa tak enak. Hingga ia memanggil seorang
pelayan, memarahinya, dan meminta teh yang baru.
Komandan Sami menatapnya, “Aku
paham dengan kegelisanmu. Kita akan menangkap komplotan pencucian uang, dan
akhirnya, pembunuh tunanganmu akan terungkap. Tapi, ada sesuatu lain yang
terlihat namun tak kau ceritakan padaku.”
“Memangnya ada yang lain, Pak? Bukankah
sudah pekerjaan kita untuk menyingkirkan semua sampah itu (kejahatan) dari
dunia ini?”
“Itu memang benar. Meski begitu,
ada hal lain yang tak kau ceritakan padaku! Dengar, aku hanya akan bertanya
satu kali dan jawablah pertanyaanku dengan jujur. Apa ada sesuatu di antara kau
dengan Elif?”
Omer langsung pucat. Matanya
menjelaskan semuanya.
“Kau tak akan memberitahuku jika
aku tak menanyakan, Kan? Baiklah!” Ujar Komandan Sami.
“Aku pikir itu tak penting,
Pak!” Jawab Omer.
“Jangan membuatku marah! Kau
tahu dengan sangat baik betapa pentingnya hal ini. Jangan main-main denganku,
Omer! Kau tahu apa yang sudah kukatakan saat akan mengambil oprasi ini, Kan?”
“Aku akan membuat pencegahan,
Pak! Tak ada sesuatu di antara kami mulai dari sekarang...”
“Tapi ada duka perpisahan di
antara kalian.... apa aku benar? Apa yang akan dilakukan orang itu (Metin) pada
kalian berdua?” Tanya Komandan Sami.
“Semuanya. Mereka sudah tahu
semuanya. Mereka tahu kalau aku ini seorang polisi. Apa saja di antara aku
dengan Elif.” Jawab Omer.
“Kelemahan mengantarakan kita
pada bahaya. Kau tahu itu lebih dari siapapun. Kau tak akan bisa melindungi
dirimu sendiri maupun gadis itu. Momen dimana hatimu mengendalikan, kau lebih
mudah menjadi target mereka. Dengar, aku memperingatkanmu untuk yang pertama
dan yang terakhir kalinya. Tak boleh ada sesuatu antara kau dan Elif! Jika
sampai itu terjadi, aku akan menyingkirkanmu dan melanjutkan operasi ini
sendirian. Dan kau akan bertanggung jawab atas semua ini.”
Di ruang kerjanya yang baru, Elif
tampak melamun dengan memandang ke luar jendela. Levent mengetuk pintu, lalu
masuk membawa karangan bunga yang sangat indah. Mereka bebarengan berucap,
“Bagaimana kabarmu?”
“Terima kasih banyak. Aku sedang
menata-nata, bagaimana denganmu?” Ucap Elif.
“Sama...”
Mereka lalu duduk berhadapan.
“Kita belum membicarakan soal
pemberhentianmu. Aku tahu alasan kau sangat marah dan kenapa kau memutuskan hal
itu. Semuanya adalah salahku. Tolong maafkan aku!”
“Aku tidak marah, Elif, hanya
saja aku berpikir pengunduran diriku ini lebih bagus buatmu.. itu saja.”
“Tapi itu tidak akan bagi bagi
perusahaan. Kau tahu bahwa kau dan Bahar adalah satu-satunya yang bisa
kupercaya untuk perusahaan ayahku ini.”
“Tentu.”