http://mahidevranlovers.blogspot.com/
 
By #SALLYDIANDRA

 
Dikerajaan Mewar, 
dikoridor istana, nampak Pangeran Pratap mengikuti Ajabde yg sedang 
membawa nampan aarti, mereka berdua berdebat soal makanan yg disiapkan 
oleh Ajabde utk Pangeran Pratap “Jika kau tdak peduli dgnku lalu mengapa
 kau mengirimkan makanan utkku kemarin?” Ajabde nampak bingung & 
gelisah sambil terus berjalan mengindari Pangeran Pratap “Tdak! Aku tdak
 melakukannya!” Pangeran Pratap semakin kesal & ingin mendengar 
kejujuran dari Ajabde “Jika kau benar-benar tdak mengirimkan makanan itu
 utkku maka katakan padaku sambil tatap mataku! Aku tahu kau tdak bisa 
berbohong padaku!” Ajabde menghentikan langkahnya & tertunduk malu 
& bingung, entah jawaban apa yg harus dia katakan “Apa alasan 
dibalik semua itu, Ajabde?” tepat pada saat itu Ratu Sajja Bai 
menghampiri mereka & berkata tanpa basa basi “Pangeran Pratap, 
kenapa kau tdak mengatakan kalau kau menyukai Ajabde?” Pangeran Pratap 
& Ajabde terkejut mendengarnya, Pangeran Pratap segera berbalik 
menatap ibu tirinya itu “Rani Sajja, bukan seperti itu” namun Ratu Sajja
 Bai tdak menggubris Pangeran Pratap, sambil tersenyum Ratu Sajja Bai 
bertanya pada Ajabde hal yg sama “Ajabde, kau juga kan menyukai Pangeran
 Pratap?” Ajabde hanya terdiam & tdak tahu mau menjawab apa-apa 
Ratu Sajja Bai 
segera meninggalkan mereka berdua & memasuki istana sambil bicara 
pada dirinya sendiri “Aku tdak tahu kenapa kakak Jaywanta percaya sekali
 kalau mereka berdua itu saling mencintai satu sama lain” tepat pada 
saat itu Ratu Jaywanta sudah berada didepannya dikoridor istana, Ratu 
Sajja kaget ketika Ratu Jaywanta ada didepannya “Rani Sajja, apakah kau 
tdak bisa membaca wajah mereka meskipun mereka tdak memberikan jawaban?”
 Ratu Sajja Bai benar-benar bingung, apalagi ketika dihadapkan pada Raja
 Uday Singh yg meminta dukungannya utk memilih Phool sebagai istri 
Pangeran Pratap “Rani Sajja, lalu apa keputusanmu?” Rani Sajja semakin 
bingung karena dirinya berada di dilema yg menyulitkan “Apakah Pangeran 
Pratap bisa menikah dgn gadis yg lain?” kemudian Ratu Sajja Bai 
memberikan contoh gadis yg lain, namun Raja Uday Singh & Ratu 
Jaywanta menolak dgn keras “Baiklah, kalau begitu mari kita nikahkan 
Pangeran Pratap dgn Ajabde!” Ratu Jaywanta tersenyum senang & segera
 memeluk Ratu Sajja Bai, ketika mereka berbalik ternyata Raja Uday Singh
 sudah tdak ada diruangan itu, rupanya Raja Uday Singh kecewa dgn 
keputusan kedua istrinya, 
Raja Uday Singh 
teringat akan ucapan Ratu Jaywanta sambil berjalan menuju ke kamar Ratu 
Bhatyani yg masih tertutup, tiba-tiba seorang pelayan keluar dari kamar 
Ratu Bhatyani & mengabarkan pada Raja Uday Singh kalau Ratu Bhatyani
 sangat marah pada rencana pernikahan Pangeran Pratap, Raja Uday Singh 
memikirkan keputusannya utk menikahkan Pangeran Pratap dgn Phool, dari 
dalam kamar Ratu Bhatyani bisa merasakan kehadiran suaminya dibalik 
pintu, Ratu Bhatyani sangat berharap Raja Uday Singh mau menemuinya 
setelah berbulan-bulan lamanya dia mengurung diri didalam kamar namun 
ternyata Raja Uday Singh tdak jadi masuk kedalam kamar Ratu Bhatyani, 
Raja Uday Singh segera berlalu dari sana 
Raja Uday Singh 
kemudian menuju kekamar Pangeran Pratap, ketika hendak mengetuk kamar 
Pangeran Pratap ternyata Pangeran Pratap menghampirinya & 
mengajaknya masuk kedalam kamar “Ayah, mari kita masuk kedalam kamar 
karena semua putri raja selalu menatapku setiap waktu” setelah berada 
didalam kamar Pangeran Pratap, Raja Uday Singh bertanya pada Pangeran 
Pratap “Pangeran Pratap, kau lebih suka kari beras atau manisan?”, “Kari
 beras!” jawab Pangeran Pratap, kemudian mereka berdebat satu sama lain,
 Raja Uday Singh tdak suka dgn ucapan Pangeran Pratap, Raja Uday Singh 
segera meninggalkan Pangeran Pratap dgn perasaan kesal & marah
Raja Uday Singh 
berjalan menuju keruang pribadinya dimana Rawat Ji sudah menantinya 
disana “Rawat Ji, ada apa?” Rawat Ji mengabarkan padanya kalau Jalal 
telah melumpuhkan beberapa daerah kekuasaan mereka, Raja Uday Singh 
kaget & panik dgn permasalahan ini 
Dimedan perang, 
Jalal & pasukan Mughal mampu melumpuhkan daerah kekuasaan bangsa 
Rajput, Jalal bertanya pada Faqat Mal “Faqat Mal, tipe kematian yg 
seperti apa yg kau inginkan?”, “Aku ingin mati seperti seorang prajurit 
yg pemberani!” sementara itu dikerajaan Mewar, Raja Uday Singh mulai 
tegang mendengar aksi Jalal “Kita akan bisa melumpuhkan Jalal jika Mewar
 & Marwar bisa bersama-sama” ujar Raja Uday Singh, sedangkan dikamar
 Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani berkata pada pelayannya “Aku yakin 
Maharaja Uday Singh pasti akan datang kekamarku!” ujar Ratu Bhatyani, 
pada saat yg bersamaan Raja Uday Singh kembali menghampiri kamar Ratu 
Bhatyani & berdiri didepan pintu kamar Ratu Bhatyani sambil berkata 
“Kau adalah satu-satunya harapanku yg terakhir” ujar Raja Uday Singh 
sambil teringat peristiwa yg lalu ketika dirinya menceraikan Ratu 
Bhatyani, Sinopsis Mahaputra Episode 211
 
Sementara itu 
dikamar Jaywanta, Pangeran Pratap sedang berdoa pada Dewa sambil 
memikirkan tentang ucapan Ajabde, Ratu Jaywanta menemuinya & 
bertanya “Apa yg terjadi, Pangeran Pratap? Apa yg kau lakukan disini?” 
Pangeran Pratap salah tingkah didepan ibunya “Aku tdak tahu, ibu, kenapa
 ibu & ayah selalu bertengkar setiap waktu tentang pernikahanku, 
lalu bagaimana caranya aku bisa konsentrasi pada perang nantinya?” Saat 
itu Raja Uday Singh membuka pintu kamar Ratu Bhatyani, semua lampu diya 
dikamar Ratu Jaywanta langsung padam, bahkan kaca rias dikamar Ratu 
Sajja yg saat itu sedang bercermin tiba-tiba juga retak, semua orang 
terkejut, Ratu Sajja Bai segera menemui Ratu Jaywanta & mengabarkan 
kalau cermin dikamarnya tiba-tiba retak, pada saat yg bersamaan Raja 
Uday Singh menemui Ratu Bhatyani yg sedang mengurung diri dikamarnya yg 
gelap, Ratu Jaywanta segera mencari Raja Uday Singh utk mencari tahu apa
 yg sedang terjadi, 

 
Sedangkan didalam 
kamar Ratu Bhatyani “Ratu Bhatyani, aku memutuskan hukuman utkmu karena 
kau telah melakukan kesalahan tapi sekarang aku akan membebaskanmu maka 
semuanya akan baik-baik saja, kau harus melakukan semua hal hanya atas 
dasar perintahku saja” Ratu Bhatyani yg membelakangi Raja Uday Singh 
kemudian bertanya “Mengapa aku harus percaya padamu? Jika kau nanti akan
 melemparkan aku kembali kedalam kegelapan, Rana Ji?”, “Aku berjanji 
padamu kalau aku tdak akan melemparkanmu” Ratu Bhatyani tersenyum sinis 
“Aku ingin sumpah ini dikatakan oleh Maharani Jaywanta!” Raja Uday Singh
 tertegun 
Ratu Jaywanta 
akhirnya sampai didekat kamar Ratu Bhatyani & melihat Raja Uday 
Singh keluar dari kamar Ratu Bhatyani, Raja Uday Singh segera 
menghampirinya & berkata “Maharani Jaywanta, kau harus mengeluarkan 
Rani Bhatyani segera!” Ratu Jaywanta menolak permintaan suaminya, 
sementara itu dihalaman istana Pangeran Pratap mendapat kabar dari 
pelayan Ratu Bhatyani tentang keadaan Ratu Bhatyani, berita ini langsung
 menyebar keseluruh benteng & semua orang meminta dgn amat sangat 
pada Ratu Jaywanta agar membebaskan Ratu Bhatyani, termasuk juga 
Pangeran Pratap yg meminta pada ibunya “Ibu, aku mohon keluarkan Chotti 
Ma (ibu tiri)” Ratu Jaywanta marah & kesal dgn semua permintaan ini 
“Pangeran Pratap, kalau kau tahu alasannya maka kau pasti tdak akan 
mengijinkan dia keluar dari kamar itu!” ujar Ratu Jaywanta sambil 
teringat semua tindakan kejahatan Ratu Bhatyani yg ingin membunuh 
Pangeran Pratap “Ibu, aku tdak tertarik utk mengetahui alasannya” ujar 
Pangeran Pratap 
Pelayan Ratu 
Bhatyani mengabarkan pada semua putri raja yg masih berada disana kalau 
Ratu Bhatyani sebentar lagi akan keluar dari kamarnya, Phool & 
Ajabde juga membicarakan tentang Ratu Bhatyani “Kalau begitu kita harus 
bertanya pada seseorang, Ajabde” tepat pada saat itu Pangeran Pratap 
bertemu dgn mereka, Phool bertanya ke Pangeran Pratap namun Pangeran 
Pratap malah melemparkannya ke Ajabde “Kau bisa bertanya ke Ajabde, dia 
tahu semuanya” ujar Pangeran Pratap, 
Sementara itu Ratu 
Jaywanta sedang berdoa didepan patung Dewa Khrisna, pelayan setianya 
Girja Bai menghampirinya & bisa ikut merasakan perasaan Ratu 
Jaywanta yg saat itu sedang berdoa sambil menangis “Girja Bai, bagaimana
 bisa aku mengatakan pada semua orang kalau Rani Bathyani itu tdak baik 
utk benteng kita? Dia itu jahat, dia itu serigala berbulu domba” Girja 
Bai bisa memahami hal ini “Aku tahu Maharani Jaywanta tapi kau tetap 
harus mengeluarkan Ratu Bhatyani karena ini adalah permintaan suamimu”, 
Pada saat yg sama 
saat itu Ratu Bhatyani sedang berdandan dibantu oleh para pelayannya, 
Ratu Bhatyani kembali ceria & cantik seperti sebelumnya, Ratu 
Bhatyani merasa senang karena sebentar lagi dirinya akan bebas, tepat 
pada saat itu diluar kamar Ratu Bhatyani, Pangeran Pratap menghampiri 
kamar ibu tirinya itu & berdiri didepan pintu kamar sambil teringat 
semua ucapan & tindakan Ratu Bhatyani padanya, ketika Pangeran 
Pratap hendak mengetuk pintu kamar, Ratu Jaywanta datang kesana juga 
& menghardik Pangeran Pratap keras “Pangeran Pratap! Hentikan!” 
Pangeran Pratap tertegun menatap ibu kandungnya.
Next Episode di Sinopsis Mahaputra Episode 212