http://mahidevranlovers.blogspot.com/
 
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 209 by. Sally Diandra
 Pratap 
akhirnya mencapai tempat rahasia di dalam sebuah gua, ketika Pratap 
memasuki gua itu ternyata Rawat Ji, orang kepercayaan ayahnya telah ada 
disana “Pangeran Pratap, ada apa ? Apa yang terjadi ?” Pratap nampak 
sedikit kesal “Aku benar benar kesal dengan gadis gadis itu !” Rawat Ji 
tersenyum penuh arti “Pangeran Pratap, semua gadis gadis itu datang 
kesini untuk mengajukan lamaran untuk pernikahanmu” Pratap terkejut 
 Sementara itu ketika Ratu Jaiwanta memasuki ruangan para putri raja 
ternyata disana tidak ada seorangpun putri raja yang hadir, yang ada 
hanya Ajabde yang sedang sibuk mendadani boneka boneka yang dibuatnya 
dengan tanah liat, Ratu Jaiwanta nampak terkesan dengan Ajabde, tak lama
 kemudian Raja Udai Singh menghampiri Ratu Jaiwanta “Rana Ji, saat ini 
aku sudah mendapatkan seorang pengantin perempuan untuk Pratap” Raja 
Udai Singh tersenyum dan bertanya “Siapa ?” dengan bahasa tubuhnya, Ratu
 Jaiwanta melihat Ajabde sambil tersenyum penuh arti “Kamu yang 
mengambil keputusan, Maharani Jaiwanta”, “Kita akan bertanya pada 
Pratap” tepat pada saat itu Pratap menghampiri kedua orangtuanya, 
sementara Ajabde masih asyik mendandani boneka tanah liatnya dengan 
duduk membelakangi mereka. Ketika kedua orangtuanya bertanya pada 
Pratap, Pratap langsung menolak menikah dengan Ajabde, Ajabde yang 
sedang asyik dengan boneka tanah liatnya begitu mendengar namanya di 
sebut langsung berdiri dan berbalik ke arah mereka sambil berkata “Aku 
juga tidak tertarik untuk menikah denganmu !” teriak Ajabde, Pratap dan 
kedua orang tuanya terkejut kemudian Ratu Jaiwanta menyuruh Pratap untuk
 pergi ke kamarnya sendiri, Ajabde jadi tidak enak hati, Ajabde kemudian
 pamit mau pergi ke kuil “Maharani Jaiwanta, kamu telah menyeleksi 
seorang pengantin perempuan untuk Pratap tapi mereka berdua saling 
bertengkar satu sama lain tapi aku setuju dengan hubungan ini” ujar Raja
 Udai Singh sambil tertawa senang, 
 Tak lama setelah itu salah 
satu prajurit menghampiri Raja Udai Singh dan mengabarkan kalau ada 
sesuatu yang penting yang harus dilihatnya Di luar halaman istana, anak 
buah Raja Udai Singh menunjukkan mayat prajurit Mughal, prajurit juga 
menunjukkan sebuah surat dari kerajaan Mughal, tak lama kemudian Raja 
Udai Singh dan Rawat Ji nampak sedang membahas sesuatu yang sangat 
penting, Pratap juga ada disana “Aku tahu kalau dia akan kembali !” ujar
 Pratap, 
 Sementara itu di kerajaan Mughal, di Agra, Maham Anga 
sedang menunggu Jalal, tak lama Jalal kembali ke Agra, Jalal menemui 
Bhairam Khan “Khan Baba, panggil aku Akbar sekarang ! Dan aku minta maaf
 untuk semua kesalahanku, aku benar benar membutuhkan kamu, Khan Baba” 
ujar Jalal dengan nada sedih, Bhairam Khan terpana dengan ucapan Jalal 
“Aku benar benar ingin mendengar ini semua dari kamu, Jalal” Bhairam 
Khan memeluk Jalal erat kemudian mencium dahinya “Mulai dari sekarang, 
semua orang akan memanggil kamu dengan penuh rasa hormat” Bhairam Khan 
tertegun mendengarnya “Lalu bagaimana dengan Phool Kanwar, Jalal ?”, 
“Jangan sebut namanya lagi !” ujar Jalal dengan nada marah 
 Di 
kerajaan Mewar, Ajabde sedang berbicara dengan dirinya sendiri “Kenapa 
pangeran Pratap jadi bertengkar denganku tadi ?” Ajabde merasa heran, 
Phool mendekatinya dan berkata “Ajabde, aku sangat khawatir dengan 
hubungan antara kerajaan Mewar dan Marwar, tapi aku akan memberikan 
hadiah ini untuk Maharaja Udai Singh !” ujar Phool, 
 mungkin.
 Sementara di
 tempat Jalal, Jalal dan Bhairam Khan memasuki ruang sidang di 
kerajaannya di Agra dan mengumumkan kalau Bhairam Khan saat ini menjadi 
menterinya, Maham Anga yang juga berada disana terkejut dan tidak 
percaya dengan ucapan Jalal, Maham Anga tidak suka dengan pengangkatan 
Bhairam Khan, kemudian Jalal dan para menterinya sedang membahas daerah 
daerah yang hendak di kuasainya sambil melihat peta negeri India yang 
terpampang di dinding, sedangkan Pratap bersama Raja Udai Singh dan 
menterinya juga sedang membahas tentang keamanan kerajaan, 
 Di 
tempat Jalal, Bhairam Khan menunjukkan daerah mana saja yang hendak 
mereka taklukkan di dalam peta “Aku akan mendapatkan kemenanganku di 
seluruh pelosok negeri India, Khan Baba ,,, kita akan mendapatkan 
kemenangan di kerajaan yang terdekat dan kita akan memulainya dari sini,
 ini akan sangat mudah untuk kemenangan kita” ujar Jalal, di kerajaan 
Pratap “Pertama tama kita harus menjalin persahabatan dengan kerajaan 
terdekat kemudian kita akan menyerang Marwar” ujar Rawat Ji, di tempat 
Jalal “Aku telah berjanji pada ayahku bahwa aku akan menang di seluruh 
negeri India” ujar Jalal sambil menempelkan bendera kerajaan Mughal di 
tengah tengah peta tersebut sambil tersenyum senang 
 Di 
kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta sedang berada di kuil dan berdoa di depan 
patung Dewa Khrisna, Phool juga datang kesana dan berkata “Semua putri 
raja itu telah mengatakan ucapan yang keliru !” ujar Phool kemudian 
Phool pergi menemui Raja Udai Singh, saat itu Raja Udai Singh sangat 
marah ketika Phool memberikan hadiah untuk Raja Udai Singh “Apa yang 
kamu pikirkan ? Kamu pikir aku tidak bisa mengidentifikasi
 kamu ?” Phool kaget ketika Raja Udai Singh menatapnya dengan penuh 
kebencian “Pratap, beraninya kamu membawa putri Phool ke benteng kita ?”
 bentak Raja Udai Singh “Musuhnya tidak hanya berasal dari mereka saja, 
ayah ,,, tapi kita termasuk di dalamnya” Raja Udai Singh semakin marah 
pada Pratap dan berkata pada Rawat Ji “Katakan pada Pratap, Rawat Ji ,,,
 bahwa apa yang dia katakan itu adalah salah !”, “Tidak, Maharaja !” 
Rawat Ji membela Pratap, Raja Udai Singh kaget “Apa ? Jadi kamu menerima
 apa yang Pratap ucapkan ?” bentak Raja Udai Singh 
 Phool 
menangis dan mengutarakan semua kesedihannya pada Ajabde “Ajabde, aku 
tidak mau tinggal disini lagi” Ajabde memeluk Phool sambil berusaha 
menenangkan sahabatnya itu “Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi, 
Phool” Ajabde teringat akan surat ayahnya yang di tulis untuk Raja Udai 
Singh, Ajabde segera mengambilnya dari peti pakaiannya dan bergegas 
menuju menemui Raja Udai Singh, Ajabde mencegat Raja Udai Singh di 
koridor istana yang saat itu sedang berjalan bersama Pratap, Ajabde 
meminta maaf pada Raja Udai Singh kemudian memberikan surat yang di buat
 oleh ayahnya, sesaat Raja Udai Singh terpana, Raja Udai Singh membaca 
surat dari Raja Mamrat Ji yang berisi tentang rencana pernikahan Phool 
dan Pratap “Ini akan baik untuk Rajputana dan untuk itu kita harus 
mewujudkan hal ini, aku mohon ijinkanlah pernikahan ini antara pangeran 
Pratap dan putri Phool Kanwar” Pratap terkejut sambil menatap Ajabde, 
 Hati Raja Udai Singh mulai melunak, Raja Udai Singh berusaha menemui 
Phool dikamarnya bersama Ajabde, saat itu Phool sedang mengemasi barang 
barangnya hendak pergi dari kerajaan Mewar namun Raja Udai segera 
mencegahnya, Phool sangat senang ketika Raja Udai Singh mulai bisa 
menerima dirinya, sedangkan Pratap merasa terluka dan kecewa dengan 
ucapan Ajabde, Pratap merusak perhiasannya lagi 
 Ratu Jaiwanta 
memasuki kamar Pratap dan melihat perhiasan Pratap yang baru diperbaiki 
kemarin ternyata rusak kembali, padahal perhiasan itu diperbaiki oleh 
Ajabde, Ratu Jaiwanta bisa membaca perasaan anak semata wayangnya ini 
“Pratap, apakah kamu menyukai Ajabde ?”, “Pertama tama ibu dan ayah 
mendapatkan satu pilihan” ujar Pratap sedih “Ibu akan coba ngobrol 
dengan ayahmu” tak lama kemudian Ratu Jaiwanta mencoba menemui Raja Udai
 Singh, mereka berdua bertemu di koridor istana saling memandang satu 
sama lain “Rana Ji, aku akan menikahkan Pratap dengan Ajabde !” ujar 
Ratu Jaiwanta “Aku telah memutuskan untuk kebaikan Rajputana, aku akan 
menikahkan Pratap dengan Phool !” Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh 
saling berbeda pendapat satu sama lain 
 Di kamar Ajabde, Ratu 
Jaiwanta sedang mendandani Ajabde dengan perhiasan perhiasan yang indah,
 tepat pada saat itu Pratap memasuki kamar tersebut dan melihat semua 
perlakuan ibunya pada Ajabde, Pratap benar benar bingung, kemudian 
Pratap bertanya pada salah satu pelayannya dimana ayahnya berada, saat 
itu ternyata Raja Udai Singh sedang menyuruh para pelayan untuk 
mendadani Phool secantik