http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Sinopsis Beintehaa Episode 109
By :
#RS
Di Bhopal, Aaliya melihat ponselnya, dia mengatakan “bahkan dia tidak
meneleponku, dia teringat saat-saat bahagia bersama Zain, lagu Dil me
mengalun, tiba tiba dia berbalik dan melihat kalau Zain sedang berdiri
di sana, mereka berdua saling mendekat, Zain berkata dalam hatinya
“Aaliya mencari ketenangan dariku, dia terlihat sangat menikmatinya
sendiri, Aaliya juga berkata dalam hatinya “aku bisa melihat kelelahan
di wajahnya setelah merayakan pesta, tapi aku tidak bisa melihat
kesedihannya, mereka saling berpandangan, tiba tiba Sepupu Aaliya datang
ke sana dan bertanya pada Zain “bagaimana kabar mu Kak?, Zain
mengatakan “aku baik baik saja, kemudian mereka membawa Aaliya pergi
dengan mereka dan sebagian yang tinggal dari mereka mengejek Zain karena
dia datang ingin membawa Aaliya kembali karena Aaliya baru tinggal
disana hanya 1 hari, tiba tiba Shabana dan Ghulam datang menemui Zain,
Shabana mengatakan “ini sangat baik karena kau datang, Ghulam mengatakan
“itu berarti kau ingin datang dengan Aaliya, tapi entah bagaimana kau
bisa terlambat,
Dikamar, Aaliya menutup pintu kamar dan
menghampiri Zain, Aaliya bertanya “apakah kau lapar, Zain mengatakan
“aku tidak lapar setelah bepergian, Aaliya berkata dalam hatinya “dia
masih sama aja, kemudian Aaliya mengatakan “aku akan kembali setelah 2-4
hari, mendengar itu Zain berkata dalam hatinya “dia terlalu sombong,
lalu Zain mengatakan “aku datang kemari karena desakan ayah, Aaliya
mengatakan “aku mendengarkan pikiranmu, maka siapa yang bisa memaksamu,
Zain mengatakan “ayah bisa memaksa ku seperti yang dia lakukan sekali
di Bhopal di depanmu, Aaliya teringat ketika Usman memaksa Zain
menikahinya, Aaliya merasa sedih dan pergi dari sana, setelah Aaliya
pergi Zain mengatakan “dia menepis kalau pernikahan kami sebagai saling
pengertian, tapi ketika aku menambahkan kalau itu pemaksaan dia marah,
Ghulam berkata pada Shabana “beberapa pertengkaran itu hal yang biasa,
tidak ada yang salah antara Zain dan Aaliya, lalau dia mengejek Shabana
kalau dia akan menyiapkan makanan khusus untuk Zain dan dia juga akan
merasakannya dengan Zain,
Bibi Aaliya (ibu Zubair) datang
menemui Zain, Phupi mengatakan “aku akan mempertemukan Zubair dengan
mu, mendengar itu, Zain berkata dalam hatinya “itu adalah hal yang
paling tidak akan kulakukan, Phupi bertanya “apakah kau dan Aaliya
bertengkar?, bagaimana kalian bisa bertengkar ketika Zubair ada di
sana, karena Zubair memiliki kasih sayang, dia akan berkompromi dengan
siapa pun, Disisi lain, sepupu Aaliya juga bertanya hal yang sama
dengan Aaliya, Zain berkata pada Phupi “Aaliya datang ke sini tanpa
memberitahu ku, Aaliyaberkata pada sepupunya “Zain tidak mendengarkanku
sama sekali, Phuphi berkata pada Zain “aku akan membicarakan hal ini
dengan Aaliya dan Ghulam /
Shabana, Phupi ingin pergi tapi Zain menghentikannya, disisi lain,
Aaliya mengatakan “Zain tidak suka panchayat dan dia akan memilah
hal-hal itu sendiri, Zain berkata pada Phupi “Aaliya tidak suka
panchayath,
Zain keluar dari kamar, dia melihat Aaliya sedang
berada diayunan, Zain berkata dalam hatinya “dia pasti ingin menelepon
panchayat dan menginginkan ku berlutut dan meminta maaf, tiba tiba Ali
datang dan memeluk Zain, Ali mengatakan “aku datang untuk bertemu
denganmu, kemudian Ali memberi pada Zain kunci, Zain mengatakan “aku
merasa tercekik dan mengambil kunci itu dari Ali, Dia melihat Aaliya,
Aaliya berkata dalam hatinya “jika dia merasa tercekik, lalu mengapa dia
datang, dia seharusnya kembali,
Zain menyetir jeep dan merasa
senang, tiba tiba dia melihat seorang pria ditengah jalan dengan membawa
banyak balon, Zain mengatakan “hei paman, mengapa kau datang ke depan
Jip ku, Pria itu mengatakan “aku bukan pamanmu, lalu dia duduk di Jip
Zain dan mengatakan “aku membutuhkan tumpangan, Zain mulai menyetir
Jipnya, Pria itu memperkenalkan dirinya, Zain juga memperkenalkan
dirinya, Pria itu bertanya “apakah kau Singel atau telah menikah?, Zain
mengatakan “aku telah menikah, Pria itu bertanya “apakah kau bertengkar
dengan istrimu?, bahkan kau selalu bertengkar dengan istrimu, Pria itu
mengatakan “istrimu menyukai balon berbentuk hati?, maka ambillah balon
ini untuknya, siapa nama istrimu?, Zain mengatakan “namanya adalah
Aaliya, dia tidak menyukai balon ini, Pria itu mengatakan “cinta butuh
diisi sehari-hari, dan itu diperlukan dengan mengatakan “I Love U, aku
mengatakan ini kepada istriku setiap hari, kemudian dia akan turun dari
Jeep dan terima kasih pada Zain untuk tumpangannya, lalu dia pergi,
Zain mengikuti pria itu dan melihat kalau pria itu pergi ke kuburan,
Zain melihat dia sedang menghias makam istrinya, Pria itu mengatakan
“aku bertengkar dengan istriku, kami berdua tidak mengatakan maaf,
istriku keluar dari rumah sambil berteriak, dia tersesat, Istriku
mengalami kecelakaan dan meninggal, aku datang setiap hari dengan
bunga, cokelat, balon, dll, aku tidak pernah memberinya hadiah ketika
dia masih hidup, Zain teringat ketika dia bertengkar dengan Aaliya,
Pria itu meminta Zain untuk menyatakan cintanya kepada istrinya dan
mengatakan “hidup ini sangat tidak terduga, hidup tidak memberikan
kesempatan kedua, mendengar itu Zain bangkit dan mulai berlari, Zain
mengendarai jeep dan teringat bagaimana dia menyakiti Aaliya, dia juga
teringat bagaimana Aaliya membantunya saat berada di ruang pendingin,
dia juga teringat akan kejadian kejadian yang lain,
Zain
sampai di rumah, Shabana mengatakan “kau datang pada waktu yang tepat,
Ghulam mengatakan “ada kerusuhan di kota dan Aaliya hilang, Ali
mengatakan “Aaliya pergi naik sepeda ketika kau pergi naik Jeep, semua
orang menjadi tegang, Zain mengatakan “aku mengatakan kalau aku akan
datang kembali, apakah dia mengatakan sesuatu?, Ali mengatakan “dia
tidak mengatakan apa-apa, Zain mencoba untuk menelpon Aalilya, tapi
teleponnya di luar jangkauan, Shabana menjadi tegang dan meminta semua
orang untuk mencari Aaliya, Zain mengatakan “aku akan pergi keluar dan
mencari Aaliya, tapi Ghulam meminta dia untuk tidak pergi karena dia
tidak tahu Bhopal dengan baik dan meminta sepupu Aaliya untuk pergi
keluar, Zain berulang kali mencoba menelpon Aaliya, tapi tetap
teleponnya di luar jangkauan, Zain kemudian teringat akan kata-kata Pria
itu yang mengatakan “hidup tidak dapat diprediksi, dia juga teringat
bagaimana Pria memintanya untuk menyatakan cintanya kepada istrinya,
Precap : Usman menelpon Shabana dan bertanya “apakah semuanya baik-baik
saja?, Shabana mengatakan “ada kerusuhan di seluruh kota, Usman
meminta Shabana untuk bicara dengan Zain, Shabana mencari Zain, tapi dia
tidak menemukannya di sana,