http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Maharana Pratap (29 Juli 2014) Episode 250. By. Vany Desky, Episode
dimulai ketika pasukan Mewar masih berada diperjalanan. uday singh ji
bertanya pada pratap, "apa kau ikut dengan kami? Namun Pratap tidak
mendengar ucapan ayahnya, dan akhirnya Pratap tersadar ketika Raja Uday
memanggilnya untuk kedua kalinya. Uday singh ji dan mamratji bergerak
menuju bijolia. Sedangkan Ajabde yang sedang melakukan pemujaan tampak
gugup dan tidak sengaja menyenggol nampan yang ada dihadapanya.
Di
Chittor, Veerbai tampak bahagia hendak menyambut kedatangan Uday singhji
dengan nampan arti ditanganya. Namun Bathiani datang untuk
menghentikanya dan mengejeknya, "saya mendengar kalau Anda sedang
melakukan tilak pada Raja dan pangeran." Ejek Bathiani pada Veerbaiji.
"saya hanya ingin melakukan tilak pada pratap." Jawab veerbaiji
tersenyum senang.
Namun Ratu Bathiani kembali mengejeknya hingga
senyuman Veerbaiji pudar diwajahnya. "saya berkuasa di hati rana ji dan
pratap akan selalu menginginkan Tilak dari saya." Veer baiji menangis
mendengar ucapan Bathiani dan memberikan nampan arti ke Ratu Bathiani,
saat Veerbaiji hendak pergi, Bathiani kembali memanggilnya dan mencoba
untuk memperingati Veerbaiji. "jangan mencoba untuk mengambil
keuntungan, mengerti?" Ancam Bathiani pada Veerbaiji. Kemudian Bathiani
segera pergi menuju keluar istana dengan membawa nampan arti dengan
tatapan sendu oleh Veerbaiji. Saat Bathiani sudah berada diluar,
Prajurit memberi selogan untuk Pratap. Namun Bathiani tampak heran tidak
melihat keberadaan Pratap dan Raja Uday. Veerbai datang setelah
Bathiani dan juga ikut melihat situasi.
Ratu Jaywanta juga datang
dan bertanya pada veer Baiji "Anda mengatakan kepada saya kalau Anda
akan melakukan tilak pada pratap dan ranaji. Veerbaiji menjawab kalau ia
tidak diperbolehkan untuk melakukan tilak, karena Ratu Bathianilah yang
berhak melakukannya. Ratu Jaywanta memandang tidak suka kearah
Bathiani. Saat itulah Rawal ji datang, ketiga Ratu Mewar melihat
kedatangan Rawat ji yang sudah turun dari kudanya. Rawat ji memberi
salam pada Ratu Jaywanta dan Bathiani menanyakan keberadaan Raja Uday
dan Pratap. "uday singh ji dan pratap pergi ke bijolia dengan mamrat."
Lapor Rawat ji pada ketiga Ratu Mewar itu. Bathiani kaget mendengarnya,
sedangkan Ratu Jaywanta dan Ratu Veerbai tampak tersenyum. Kemudian Ratu
Jaywanta beralih mengejek Ratu Bathiani .
Ratu Jaywanta tersenyum
menceritakan kalau hubungan antara mewar dan Bijolia sudah membaik. Ratu
Jaywanta terus menceritakan hal itu pada Bathiani dimana ia tampak
tidak suka mendengarnya.
Dibijolia, terlihat Ajabde masih berada diruang pemujaan. Tiba2 saja seorang Dayang datang menginformasika
n
ke Ajabde tentang pratap yang akan datang kebijolia, Ajabde tampak
tersenyum bahagia. satu persatu ia mengingat semua kenangan manisnya
bersama Pratap dulu. Namun Senyuman Ajabde hilang ketika ia mengingat
ucapan Pratap yang menyedihkan. "Berhenti mengatakan itu, saya tidak
ingin mendengarnya." Teriak Ajabde pada dayangnya. Kini Ajabde sudah
berada dikamarnya dan segera mengemasi pakaiannya. "Saya akan pergi ke
tempat lain. Anda Hanya memberitahu saya ketika mereka sudah datang."
Perintah Ajabde pada dayangnya dan mereka menunduk menuruti perintahnya.
Hansa mosi datang memanggilnya hingga membuat Ajabde menjadi gugup,
dengan cepat Ajabde segera membereskan pakaiannya pada selendang panjang
pink tersebut. Hansa bai tampak heran melihat barang2 Ajabde.
"Ajabde, kamu mau pergi kemana? Jangan pergi, kamu tahukan jika pratap
dan Uday singh ji datang kemari." Tanya Ibunya dengan heran. Saat
Hansabai hendak menyentuh barang2nya, Ajabde segera meraih tangan
ibunya. "saya akan ke kuil untuk menghampiri pandit ji." Jawab Ajabde
berusaha menghindar. "tapi pandit ji sudah memberitahu ibu semua hal
yang diperlukan." Ketika Hansa hendak memeriksa kembali barang2nya,
lagi2 Ajabde kembali menahan tangan ibunya, dan membuat ibunya semakin
heran dengan sikap putrinya. 'Sekarang kamu harus meninggalkan segala
sesuatu dan pergi dengan ibu, kamu harus membantu ibu untuk penyambutan
mereka." Ajak hansa mosi pada Ajabde. "Ibu pergi saja dulu, aku akan
mengikuti ibu nanti." Ucap Ajabde gugup. Akhirnya Ratu Hansa menuruti
ucapan Ajabde, dan segera keluar dari kamarnya. Sedangkan Ajabde tampak
menangis dan mengingat semua kenangan yang begitu menyedihkan baginya
bersama Pratap dulu.
dan Ajabde juga teringat peringatan Bathiani pada dirinya saat berada di Chittor dulu.
"Tidak...tidak...!
sekarang bagaimana saya akan mempertahankan sumpah saya." Ucap Ajabde
panik, dan ia semakin panik melihat kedatangan dayang yang menandakan
kalau Pratap sudah datang.
Pratap dan Uday singh ji akhirnya sampai
ke bijolia dengan mamrat ji.Ratu hansa tampak bahagia menyambut
kedatangan Pratap dan Pratap segera mengambil berkah dari hansa mosi.
hansa mosi melakukan tilak dari pratap dan juga menyambut Uday singh ji.
Kemudian ia kembali pada Pratap dan mencium keningnya dengan lembut.
Hansa mosi mengajak mereka untuk masuk.
Terlihat Ajabde menyiapkan
dirinya untuk kabur dengan menggunakan selendang panjang yang berwarna
Pink. Sedangkan didalam istana Pratap dan Raja Uday disambut dengan
makanan. Hansa mosi datang menghampiri Pratap sambil menyuapinya ladu
kemulut Pratap, ia memberikan pujian untuk pratap atas kemenangannya
melawan Mughal. Hansa mosi teringat akan larangnya pada Pratap dulu
untuk tidak masuk kedalam istananya. Pratap melihat perubahan pada raut
wajah Ratu Hansa, "apa yang terjadi Bibi hansa?" Tanya Pratap heran.
"saya benar-benar menyesal atas perilaku saya sebelumnya." Sesal Ratu
Hansa pada Pratap, Pratap segera berdiri dan menatap langsung kearah
Ratu Hansa dengan senyumanya.
"ibu saya mengatakan untuk melupakan
masa lalu jadi Anda hanya perlu melupakan insiden yang telah terakhir."
Ucap Pratap lembut, Namun Ratu Hansa masih menyesali atas sikapnya pada
Pratap, saat itulah, Uday singh ji mencoba menjelaskan kepada hansa
mosi, "Saya akan mengatakan alasannya mengapa pratap datang ke sini, dia
datang untuk bertemu dengan Anda. Pratap juga datang untuk mencari
seseorang." Semua orang tampak tersenyum mendengar ucapan Raja Uday,
kemudian hansa mosi melihat Pratap yang menoleh2 mencari2 seseorang, dan
Hansa bertanya, "apa yang kamu cari? Apa Ajabde? Dia akan datang." Ucap
Ratu Hansa sedikit menggoda.
Sedangkan Ajabde sendiri, masih mempersiapkan aksi kaburnya dengan mengikatkan selendang ketiang kamarnya.
Ajabde berteriak pada dayang untuk menunggunya sebentar lagi.
Kembali keruangan keluarga, saat Raja Uday hendak menanyakan siapa yang
dicari Pratap, dengan gugup Pratap menjawab pertanyaan ayahnya. "saya
ingin pergi untuk bertemu laxmi." Raja Uday dan mamrat ji tentu heran
mendengarnya, sedangkan Ratu Hansa hanya tersenyum dan membiarkan Pratap
untuk pergi menemui Laxmi. kemudian Pratap segera pergi ketempat
Laxmi. dan Ajabde sudah bersiap2 untuk turun dari benteng, Tidak jauh
dari sana tampak Pratap sudah berjalan diluar istana dan melihat2
situasi. Ajabde berusaha untuk turun, tapi sayangnya ikatan selendang
pada tiang tidak mampu menahan beban dari tubuh Ajabde, Akhirnya ikatan
itu terlepas dari tiang dan Ajabde jatuh tepat mendarat kepangkuan
pratap.
Tatapan mata mereka saling bertemu, mereka menatap cukup
dalam. Dan selendang yang dibawa Ajabde untuk kabur tertiup keudara dan
mendarat tepat diatas kepala mereka berdua, suasana tampak romantis
antara pratap dan Ajabde, dimana tatapan diantara keduanya semakin
dalam!!!!! Kemudian Ajabde dan pratap masuk ke kilas balik kenangan
manis diantara keduanya.
Setelah cukup lama mereka saling menatap,
Ajabde tersadar dan segera turun dari pangkuan Pratap. Ia tampak gugup
dan kembali menatap satu sama lain kenangan mereka mulai muncul
dipikiran keduanya. "Aku pikir kamu mengambil makanan untuk waktu yang
begitu lama, aku berada dalam perang yang melelahkan, kenapa kamu tidak
mengambil makanan untukku." Tanya Pratap yang memecahkan keheningan
diantara mereka. "Tidak, kamu menjadi begitu kuat ketika mengangkat
saya." Ucap Ajabde gugup hingga membuat Pratap salah tingkah. "Kamu
selalu menghindar disetiap ucapanku." Sela Pratap pada Ajabde. Ajabde
berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak seperti apa yang dipikirkan
Pratap. "Baiklah, aku akan jelaskan sekarang. Aku pikir kamu
menyembunyikan diri dan lari dari benteng ini." Selidik Pratap pada
Ajabde, kini giliran Ajabde menjadi Gugup.
Ajabde segera berbalik
untuk menahan kegugupanya. "mengapa aku akan menyembunyikan diri dan
mengapa aku akan lari dari benteng ini?" Teriak Ajabde pada Pratap.
"Aku sudah melihatnya, dan aku membuktikannya kalau kamu ingin lari dari
benteng ini menggunakan selendang ini." Ejek Pratap sambil memamerkan
selandang Ajabde tadi, refleks Ajabde segera mengambil selendang itu
dari tangan Pratap. "Kamu harus meninggalkanku sendirian disini,
ceritakan apa yang kamu lakukan di sekitar kamarku?" Teriak Ajabde penuh
selidik.
Dan Pratap kembali menjadi salah tingkah dengan alasan
konyolnya. Ajabde pun mengejeknya, hingga Pratap tidak bisa menjawab
alasanya karena gugup. Saat itulah Ajabde mendengar teriakan Ratu Hansa
yang memanggilnya, Ajabde tampak panik mendengarnya.
"tolong bantu
aku dari ibuku!!!" Ucap Ajabde gugup yang meminta bantuan pada Pratap.
Akhirnya dengan liciknya Pratap menanyakan alasan Ajabde. "pertama-tama
kamu harus memberitahu saya kalau kamu memang ingin keluar dari benteng
ini." Awalnya Ajabde tidak ingin mengakuinya, pratap berulang-ulang
kali meminta Ajabde untuk mengakuinya dan Ajabde juga berulang-ulang
mengatakan tidak. Hingga mereka mendengar teriakan Ratu Hansa untuk
kedua kalinya, Pratap mencoba untuk mengancam Ajabde kalau ia akan
memberitahu hal ini pada Ratu Hansa. Dengan panik akhirnya Ajabde mau
mengakuinya. Tentu hal tersebut membuat Pratap senang dan dengan gerakan
cepat Pratap segera melempar selendang dan pakaian Ajabde keluar dari
pagar.
Pratap kembali menatap Ajabde dengan ekspresi yang
menyindir. "Aku juga bisa melakukan hal ini." Ucap Ajabde percaya diri.
"Baiklah,kalau begitu aku akan membawa pakaianmu kembali maka kamu
harus mencoba yang barusan aku lakukan." Ajabde tampak kaget, dan Pratap
melangkahkan kakinya hendak mengambil pakaian Ajabde tadi. namun
langkah Pratap terhenti ketika mereka mendengar panggilan Ratu hansa
untuk yang ketiga kalinya. Dan kali ini Ratu Hansa datang menghampiri
keduanya "Mari kita masuk kedalam istana, semua orang sudah menunggumu."
Ucap Ratu Hansa yang mengajak keduanya untuk masuk kedalam istana,
keduanya sempat saling menatap. Hingga Ajabde melangkah duluan mengikuti
ibunya, dari belakang Pratap menatap punggung Ajabde dengan penuh
senyuman yang mengembang diwajahnya.