http://mahidevranlovers.blogspot.com/
Episode dimulai ketika Ratu
Jayawanta membuka kain penutup nampan, semua cukup lega setelah
mengetahui kalau isi nampan itu hanyalah labu yang dilumuri darah. Namun
lain halnya dengan Ratu Jaywanta yang terlihat syokh dan jatuh pingsan.
Semua ratu bergegas menghampiri Jaywanta.sedangkan Ratu Bathiani pergi
keluar. Dia menginstruksikan prajurit untuk mengirim beberapa penunggang
kuda untuk pergi ke paviliun Pratap. "Katakan pada Pratap, kalau Akbar
berani membuat suatu lelucon menakutkan dengan ibunya." Prajurit itu pun
meninggalkan Bathiani untuk menyampaikan pesanannya. Bathiani berpikir
kalau "Pratap telah mengalahkan Burga Khan tapi sekarang dia tidak akan
mampu menghentikan dirinya sendiri. Dia akan mengambil langkah lain
untuk bertempur langsung dengan Akbar. Labu ini adalah pikiran licik
karena akan mengundang Pratap semakin marah." Gumam Ratu Bathiani dengan
liciknya.
DiBijolia, Ajabde masih terlihat
berdo'a diruang pemujaan. Ibunya datang untuk menginformasikan kepadanya
tentang kemenangan Pratap. Ajbade senang dan lega mendengarnya. Tapi
saat ia sudah berdiri dihadapan ibunya senyuman Ajabde hilang karena ia
meragukan kalau ibunya berbohong padanya agar dia bisa beristirahat.
Hansa ji menenangkanya.
"ayahmu juga belum
makan apa-apa sejak dia datang setelah tahu tentang pertarungan ini
antara Pratap dan Burga Khan. Pratap seperti anak saya. satu-satunya
perbedaan antara kamu dan ibu adalah bahwa kamu lebih muda. Kamu dapat
mengatakan segala sesuatu yang ada di dalam hati kamu, tetapi Ibu tidak
bisa." Ajabde terharu mendengar ucapanya ibunya dan langsung memeluknya
dengan bahagia. mereka berdua memutuskan untuk makan bersama.
Dimarwar
Phool mengatakan pada kakeknya kalau ia telah memahami dengan baik,
kalau kakeknya berusaha menghasut Pratap terhadap Akbar. "Kakek tahu
kalau Pratap tida bisa mengambil segala sesuatu dari kita. Dia
meninggalkan Marwar, dan ia juga memberi kita rasa hormat. Mengapa kakek
melakukan ini dengan dia? Kakek telah mendorongnya lebih kedalam
lubang. Pasukannya telah sangat menderita karena perang ini. Bagaimana
dia akan menghadapi Akbar dengan cara ini?" Teriak Phool dihadapan
Kakeknya, Raja Maldev ji langsung menghentikan ucapan Phool agar tidak
mengatakan apa-apa lagi. "Kamu sangat tahu kalau aku mencintaimu terlalu
banyak dan kamu mulai mengambil keuntungan yang tidak semestinya. Saya
merasa kecewa ketika melihat Pratap menolak kamu untuk gadis samant
yang sederhana itu." Phool teringat apa yang terjadi pada hari mereka
melakukan drama diatas panggung. Kemudian Maldev ji kembali berbicara
pada Phool, "Kamu masih memiliki perasaan untuk dia. Pratap melakukan
apa yang ia rasakan benar menurut dia. jika saya berada di posisi kamu
maka saya tidak akan pernah luput dari Mewar. Kamu tidak mengerti
politik. Kebenaran politik adalah kalau sampai Pratap di Mewar ia akan
tetap menantang identitas kita di Rajputana. Ditambah Akbar juga tidak
akan mengampuni kita. Politik mengatakan bahwa mereka berdua harus
berjuang dan mati. Tidak ada yang akan mampu menghadapi saya." Jelas
Maldev Ji dihadapan cucunya itu.
Phool mencoba
untuk mengatakan sesuatu tapi Raja Maldev menyuruhnya untuk diam.
"Sebagai putri Marwar kamu harus tahu apa yang harus dikatakan untuk
Raja Marwar dan apa yang tidak semestinya untuk dikatakan. Pergilah dan
bantu Rani Ma kamu dalam pekerjaan rumah tangga. Kamu tidak cukup
terampil untuk memahami politik." Bentak Raja Maldev dengan geram, Phool
meninggalkan Raja Maldev dengan perasaan marah.
Di Pavilion Mewar, terlihat Pratap dengan teman-temannya tengah
bersiap2 dengan berbagai senjata. . Dia ingin mendatangi tempat Akbar
meskipun ia tidak memiliki peta rute atau apa pun untuk membimbingnya.
"itu misi yang sulit, di mana kehidupan kita adalah risiko di setiap
langkah kita. Kamu dapat kembali jika kamu ingin. tapi saya jamin
hubungan persahabatan kita tidak akan perubahan. Teman-temannya tidak
akan meninggalkan dia. Chakrapani mengatakan, "saya merasa kalau Raja
Maldev sengaja mencoba untuk menghasut anda puntuk melawan Akbar dan
membuatmu bertarung dengan akbar. Dia ingin sesuatu terjadi pada Anda
dan dia mampu menguasai lengkap Rajputana secara keseluruhan." Jelas
Cakrapani. Pratap tahu apa yang Akbar inginkan tapi dia juga tahu bahwa
Akbar akan terus menguasai Rajputana mereka sampai dia masih hidup.
Kita telah kehilangan begitu banyak teman-teman kita. Dia tidak bisa
lepas dari dosa ini. Dia harus membayar untuk itu semua." Jelas Pratap
pada temanya itu, namun chakrapani masih ragu karena hal ini belum
pernah terjadi sebelumnya. Pratap ingin menulis halaman baru dalam
sejarah. Saat itulah Uday Singh datang dan memberitahu Pratap untuk
menghentikan semua ini. "Pikiran kamu menjadi seperti Mughal saat
berperang dengan mereka. kita tidak berjuang seperti ini. Hal ini bukan
ide yang bagus untuk masuk ke dalam istana seseorang untuk membunuhnya.
Kamu telah menunjukkan ketidak disiplinan di masa lalu tapi sekarang
kamu akan mengikuti instruksi saya. Kita akan bertarung dengan Mughal.
Pertama kita harus meningkatkan tentara kita dan kemudian berencana
untuk menyerang dia secara diam-diam." Ucap Raja Uday menjelaskan pada
putranya itu. Namun Pratap khawatir "jika Akbar keluar dari Alwar sekali
dan mencapai Agra maka akan mustahil bagi kita untuk memecahkan zona
nya.Ini adalah waktu terbaik bagi kita untuk menyerangnya, Bajhi Raj."
Jelas Pratap membantah. Dan Uday Singh tetap menolaknya dan
memerintahkan dia untuk mematuhi ucapanya. Raja Uday segera pergi dengan
perasaan amarahnya, sedangkan Pratap hanya bisa diam melihat ayahnya
tidak memperbolehkanya untuk melakukan rencananya itu.
Sedangkan
Dimughal, Akbar tertawa dihadapan prajuritnya yang memperaktekan Ratu
Jaywanta pingsan melihat kiriman mereka, Akbar semakin tertawa melihat
tingkah Prajuritnya, sedangkan Bhairam Khan hanya menggelengkan
kepalnya. Akbar berkomentar kepada Bhairam khan, "Khan baba saya telah
mendengar kalau perempuan Rajputani sangat berani. Tapi ibu Pratap malah
pingsan saat melihat sebuah labu yang berlumuran darah." Ucap Akbar
sambil tertawa meremehkanya. Bairam Khan tidak mendukung Akbar dalam
tindakan ini. Akbar tidak bisa mengerti mengapa Bhairam mencari etika di
sini. Dia memerintahkan tentara tadi untuk mengulanginya dan Akbar
kembali tertawa histeris ketika Prajuritnya kembali melakukannya. Bairam
Khan tidak senang melihatnya. Dimarwar, seorang tabib berusaha
mengobati Ratu Jaywanta yang masih pinsan. Sedangkan Bathini telah
setuju dengan ide VeerBaai membiarkan Jaywanta dirawat di kuil Kuldevi
saja. "Ini akan lebih baik jika kita akan membawanya ke istana. Aku
hanya setuju dengan apa yang Anda katakan karena Anda adalah istri Rana
ji saya." Ucap Bathiani pada Veerbai, dan VB berbicara tentang
signifikansi candi. Tidak ada tempat lain pasti sebagai menguntungkan
baginya dari pada semua ini. Istri Ram Singh setuju dengan ucapan
Veerbai. Bathiani sebenarnya menikmati takhayul ini. Dia yakin kalau
Jaiwanta Jija tidak akan membaik di sini karena dia tidak dapat diobati
dengan baik. Sedangkan dipavilion mewar, Uday singh menemui Prajuritnya
yang masih terbaring, dimana mereka sudah mendapati pengobatan. Uday
Singh memuji tentaranya untuk keberanian mereka. Saat itulah seorang
prajurit datang membawa pesan dari Bathiani untuk Pratap. Uday Singh
mengatakan kepadanya untuk mengatakan pesat itu padanya saja, karena
Pratap tidak ada disekitar mereka. Prajurit itu mulai menceritakan semua
kondisi Jaywanta yang pingsan dan dari balik tirai pratap mendengar
semuanya dan ia terlihat sangat marah. Bahkan Uday Singh juga marah pada
Akbar.
Mamrak ji mengatakan pada Raja Uday
kalau Akbar telah melintasi semua batas nya sekarang. "kita harus
memberinya pelajaran yang pas." Nmaun Uday Singh masih ingin menunggu
sampai waktu yang tepat. Dia memberitahu semua orang untuk memastikan
Pratap tidak bisa tahu tentang hal ini. "Dia akhirnya setuju untuk
pulang ke Mewar dengan kita. Dia mungkin kehilangan ketenangannya sekali
lagi jika ia mengetahui tentang hal itu." Ucap Raja Uday dengan
geramnya, sedangkan Pratap sudah mengetahui semuanya dan dengan wajah
geram ia mulai melakukan sesuatu. DiPavilion Marawar,
Maldev melihat dirinya di cermin. Dia merapikan kumisnya dan memuji
dirinya sendiri. "Saya terlihat lebih muda sekarang." Ucap Maldev
didepan prajuritnya, Dhaman Singh setuju dengan dia. Maldev ingin
Pratap dan Akbar untuk melawan hingga ia dapat menguasai Rajputana
sampai waktu yang sangat lama. Dan Phool mendengar semuanya ini, ia
khawatir kepada Pratap. Sedangkan Pratap dan teman-temannya sudah mulai
berangkat untuk membalas dendam kepada Akbar. "Anda telah melakukan
kejahatan tak termaafkan hari ini dengan membuat lelucon yang kejam
dengan Rani Ma saya. Cobalah untuk menyelamatkan diri jika Anda bisa."
Kemudian ketiganya muali menunggangi kuda mereka menuju tempat Akbar.
Rawat ji melihat mereka pratap pegi bersama temannya. Rawat ji bertanya
pada salah satu Prajuirt kemana Pratap akan pergi, Prajurit itu
memberitahukan kalau Pratap akan pergi ke Alwar. Rawat ji tampak tegang
setelah mendengarnya dan langsung menunggangi kudanya untuk mengikuti
rombonga pratap.
Dimewar, Ratu Bathiani
terlihat senang dengan kondisi Jaywanta. "Anda terlihat begitu baik
padaku ketika mata Anda tertutup." Gumam Bathiani menatap Ratu Jaywanta
yang masih terbaring. Saat bathiani hendak melangkah, Uma Devi
menghampirinya dan meminta dia untuk mengatakan apa yang dipikirkannya.
Bathiani mencoba untuk menghindari, tapi Uma Devi tahu itu semua.
Terlihat Veerbai melakukan pemujaan namun ia tidak sengaja membuat diya
jatuh ke bawah. Semua orang kaget melirik kearahnya, dan Ibu Phool
berpikir itu menjadi pertanda buruk, tapi Veerbai tetap berpikir positif
tentang hal itu. "Tidak kak,Ini adalah berkat dari Kuldevi Ma." Ucap
Veerbai. Dipavilion mewar, Seorang Prajurit
mengatakan kepada Uday Singh tentang Pratap Yang telah meninggalkan
pavilion untuk pergi ke Alwar dengan teman-temannya. Uday Singh terkejut
mendengarnya. Dia ingin pergi setelah Pratap dan semua prajurit yang
terluka ingin bergabung dengannya juga. Raja uday setuju tapi mengatakan
kalau ia akan pergi dulu sementara mereka semua bisa datang dengan
senjata.setelah itu Raja Uday pergi meninggalkan Pavilion dengan diikuti
Rao Mamrak. Dibijolia, Ajabde dan Hansa sedang berdoa sebelum makan.
Hansa ji memberi makan gigitan pertama untuk Ajabde, saat itulah
seorang. Dayang datang untuk memberitahu mereka kalau Pratap telah pergi
ke Alwar untuk menyerang Akbar. Ajabde dan Ratu Hansa terkejut
mengetahui itu. Disisi lain, terlihat Akbar memainkan pedang dengan labu
yang berada dinampan. Dan Pratap masih berada dalam perjalanan ia
sudah membayangkannya apa yang terjadi pada ibunya, yang telah melihat
apa yang ada di wajan tersebut. Rawat ji juga masih mengejar Pratap, ia
merasa bahwa seharusnya tidak mengajarkan Pratap berkuda di masa
kecilnya. "Aku bisa tertinggal tapi aku tahu rute di sini juga baik. Aku
akan menghalangi jalanya.
Rawat ji akhirnya
bisa menghampiri Pratap dan mengahalangi jalannya. Dia memperingatkan
Pratap kalau hal itu sangat berbahaya baginya untuk masuk ke Alwar saat
ini. tapi Pratap membantahnya, "saya ingin membuat Akbar membayar
kebodohan.Dia telah membuat lelucon yang kejam dengan Rani Ma saya dan
ia telah membunuh begitu banyak prajurit gagah berani kita. Dia harus
membayar untuk itu. antara aku dan Mughal sekarang." Jelas Pratap dengan
geram. Rawat ji mengatakan kepadanya untuk tenang. "Kita semua ingin
balas dendam kepada dia hingga kita semua harus pergi bersama-sama
(mengisyaratkan tentara mereka, Rana ji dan semua orang). Namun Pratap
tidak siap untuk melepaskan. "Dia telah menyakiti Rani Ma saya kali ini
hingga ia harus menanggung akibatnya." Rawat ji memberitahu Pratap untuk
membunuhnya terlebih dulu dan kemudian baru boleh dia pergi. "Aku tidak
akan membiarkan Anda pergi sampai aku masih hidup." Jelas Rawat ji
menghalangi Pratap. Dan Pratap mengeluarkan pedangnya memperingatkan
Rawat ji untuk tidak menghentikan dia saat ini. Namun Rawat ji
menjelaskan kalau ini adalah tugasnya untuk menyelamatkan pewaris Mewar.
Pratap
tidak dapat membunuhnya dan kembali menyarungkan pedangnya "aku bahkan
tidak bisa kembali. Anda ikutlah dengan kami karena akan memperkuat misi
kami jika Anda bergabung kami. Aku tahu anda juga ingin membalas dendam
untuk apa yang telah dilakukan oleh Mughal pada kita. Anda dapat
bergabung dengan kami atau kembalilah." Ucap Pratap pada Rawat ji!!
Kemudian Pratap dan teman-temannya terus melanjutkan perjalanan mereka.
Rawat ji tidak memiliki pilihan kecuali ia harus pergi dengan mereka.
Rawat Ji segera mengikuti rombangan Pratap dari belakang. Tidak jauh
dari sana, Uday Singh mengingat reaksi Pratap saat mereka bicara
kemarin, dimana Pratap ingin bertarung dengan Akbar di Alwar, Raja Uday
terus menunggangi kudanya untuk mengikuti Pratap yang sudah jauh menuju
ke alwar, Raja Uday berpikir kalau ia tidak dapat menghentikan Pratap.
Sedangkan dimewar, terlihat Veerbai sudah membuat air suci untuk
diminumkan pada Ratu Jaywanta. Bathiani menghalangi jalanya, karena ia
tidak percaya padanya dan begitu juga dengan Uma Devi. VeerBai
memberitahu mereka untuk tidak menghentikannya, dia harus melakukannya.
Veerbai pergi menghampiri Jaywanta dan meminumkan air itu pada Jaywanta
dengan menggunakan daun. Ratu Bathiani tidak suka melihatnya, kemudian
dia mengatakan pada dayang untuk memanggil dokter mereka. Setelah dayang
itu pergi, bathiani berbalik menatap Veerbai, "Aku tidak akan
membiarkan Anda tinggal di istana jika terjadi sesuatu pada kakak."
Ancam Bathiani pada veerbai. Saat itulah Ratu Jaywanta terbatuk dan
langsung bangun, semua orang kaget melihatnya.
Tabib
pun datang, sejenak ia memperhatikan kondisi jaywanta. Kemudian tabib
itu mengatakan kepada mereka kalau Ratu aman sekarang karena dia telah
mendapat berkah Kuldevi Ma, semua orang terlihat senang mendengarnya
kecuali Bathiani dan uma Devi. Tabib itu pun pamit pergi. Lalu Ratu
Jaywanta bertanya tentang Pratap. Bathiani mengatakan kalau Pratap telah
mengalahkan Burga Khan. Ratu Jaywanta senang mendengarnya dan berjalan
menuju patung dewa. Ia berterima kasih kepada Kuldevi Ma. sementara itu
Bathiani terlihat dengan tatapan liciknya. "Dia telah pergi untuk
bertarung dengan Akbar sekarang. Siapa yang akan menyelamatkan dia?"
Gumam Bathiani dengan tatapan liciknya. Diperjalanan, Rawat ji
menghentikan Pratap. Mereka semua turun dari kuda mereka dan mengamati
istana Alwar ini. Mereka menyembunyikan kuda mereka dan melihat para
penjaga di sekitar istana. Keamanan tampaknya sangat ketat. Rawat ji
mengatakan kepada Pratap "pangeran, penjaga itu berbakat dalam semua
jenis perkelahian, senjata, dll tidak akan mungkin bagi kita untuk
bertarung dengan mereka seperti ini." Jelas Rawat ji pada pratap, dan
Pratap ingin menunggu di hutan sampai malam. "Kita akan mencoba untuk
masuk ke sini di malam hari saja." Rawat ji menyukai ide itu. "Ada
sebuah gua terdekat di mana kita bisa menunggu disana, saya harap Anda
memiliki beberapa rencana dengan baik untuk masuk dalam istana itu."
Jelas Rawatji kembali pada Pratap. Sementara itu didalam istana, akbar
tengah mengamati struktur istana dengan senyuman diwajahnya. Kemudian
akbar memanggil Haji Khan, terlihat Haji Khan yang datang ke sana dengan
tubuh yang dirantai.
Akbar tampak mengejek
Haji Khan dan Haji Khan ingin menyuruh akbar untuk membunuhnya saja.
"apa gunanya hidup ini ketika saya tidak punya hak atas napas saya
sendiri?" Ucap Haji Khan geram. Akbar dengan tersenyum licik menjelaskan
padanya kalau ia memanggilnya ke sini untuk mengatakan sesuatu
kepadanya kalau ia telah memikirkan semua idenya. Akbar menunjukkan
arsitektur yang ada dihadapanya, dimana ia akan memberi tempat tertinggi
distananya pada struktur istana Alwar ini. Maka semuanya akan dapat
melihat sampai jarak ber mil dengan berdiri di sini. "Aku akan
mendirikan kerajaan Mughal saya di sini di pusat Rajputana saja. Tidak
ada yang akan pernah membayangkan itu." Jelas Akbar dihadapan Haji Khan.
Diluar istna, Tentara Akbar menempatkan lambang mereka (berukuran
besar) dalam bagasi besar setelah menutupinya dengan kain berwarna
merah. Kembali didalam istana, dimana Akbar menjelaskan semuanya
dihadapan Hajikhan. "Haji Khan, say telah memilih Alwar dari semua
negara Rajputana lainnya. Ini akan memberitahu kamu kalau saya tidak
datang ke sini untuk kembali tetapi untuk tinggal di sini." Jelas Akbar
dengan suara lantangnya, namun Haji Khan mulai tertawa keras yang
membuat Akbar tidak suka mendengarnya. Haji Khan menyebut dia seorang
anak kecil. "Itu hanya impian Anda jika Anda berpikir kalau Anda telah
memenangkan seluruh Rajputana hanya dengan mengambil alih beberapa
istana atau dengan menulis sesuatu atas setiap dinding nya. Anda tidak
bisa menang atas Rajpuatan sampai ada Mewar atau bahkan Pratap menjadi
Raja di mewar." Ucap Haji Khan dengan nada mengejek, Akbar mengatakan
kepadanya untuk menjaga ucapanya, tapi Haji Khan mengatakan, "anda tidak
dapat mengubah kebenaran. Anda juga telah mencoba membunuh Pratap
berkali-kali tapi Anda tidak berhasil dalam semua usaha Anda. Saya tahu
Anda akan kembali ke Agra dengan tangan kosong.Saya bisa bertaruh kalau
Pratap akan membakar istana Mughal anda." Ucap Haji Khan dengan geramnya
dihadapan Akbar.
Disebuah gua, terlihat
Pratap dan pasukan menyalakan obor di dalam gua sehingga mereka dapat
melihat. Kembali keistana, dimana Akbar tertawa mendengar ucapan Haji
Khan. "Jauhkan orang gila ini hidup2. Tidak ada yang harus berani bahkan
menyentuh saya. Aku ingin dia melihat dengan mata kepalanya sendiri
ketika saya mengalahkan / membunuh Pratap dan menang melawan Mewar. Aku
ingin dia menyaksikan itu dan kemudian mati." Ucap Akbar dengan geram.
Haji Khan tidak bisa menunggu selamanya karena ia tahu kalau ini tidak
akan pernah terjadi sampai Pratap masih hidup. Akbar menjelaskan pada
Haji Khan, "saya berjanji dihadapan anda kalau saya akan mengalahkan
Pratap di Chittor saja atau yang lain ia siap untuk meninggalkan
segalanya demi membunuhnya. Ini adalah janji saya kepada Anda." Jelas
Akbar dengan lantangnya. Sementara itu di gua, teman2nya sedang
mempersiapkan senjata mereka, dan Rawat ji ingin tahu bagaimana Pratap
akan membunuh Akbar yang ingin menyerangnya dari depan.sedangkan akbar
memiliki keamanan penuh di sekelilingnya.
pratap
menjelaskan kalau ia hanya ingin masuk ke dalam istana. "Aku akan
mencari tempat dimana Haji Khan ditawan. Haji Khan mengetahui seluruh
Istana ini, dan dia dengan mudah membimbing saya ke kamar Akbar. Setelah
saya sampai di sana, maka hanya ada antara aku dan dia. Saya telah
melihat dia berjuang terakhir kali dan saya setuju kalau dia telah
banyak peningkatan dalam pertarungan. Ini akan menjadi pertandingan yang
sama bagi saya. Saya memiliki keyakinan penuh bahwa saya akan
membunuhnya pada akhirnya. Saat aku hendak membunuhnya, kalian semua
harus memastikan bahwa Bairam Khan atau pasukan mughal yang lain untuk
tidak mengganggu rencanaku menghampiri Akbar." Jelas Pratap, dan Rawat
ji setuju dengan rencana Pratap, "tapi saya tidak yakin akan hal itu.
Karena Begitu banyak tentara Mughal yang menjaganya. Ditambah lagi
banyak prajurit Mughal berada di dalam istana ini.Mereka dapat
menyerang kita setiap menit. Kita harus menunggu Rana ji dan tentara
kita untuk datang kesini karena saya sudah memberi kabar tentang kita
berada di sini. Saya yakin dia tidak akan datang tanpa pasukannya."
Jelas Rawat Ji yang berusaha meyakinkan Pratap untuk tidak bertindak
terlebih dulu, sebelum mereka mendapat bantuan.
Namun
Pratap menjawab kalau ia tidak ingin mengerahkan tentaranya yang sudah
lelah dalam pertempuran kemarin. "Kita tidak punya waktu untuk menunggu
mereka yang sebenarnya situasi sagat genting. Pasukan Mughal akan
meninggalkan Agra kapan saja. Aku tidak akan membiarkan dia pergi dari
sini." Jelas Pratap pada Rawat ji, tiba2 saja salah seorang informan
datang menghampiri mereka. "Saya tidak tahu kapan Akbar akan kembali.
Tapi saya datang untuk memberitahukan hal yang sangat berharga, Akbar
akan segera datang kesini. Dan saat ini ia telihat menunggu sesuatu
dengan cemas" Setelah mengatakan hal tersebut informan itu segera pergi
meninggalkan gua, Pratap bertanya-tanya kenapa Akbar menunggu dengan
cemas. Ia berbalik kepada Rawat ji untuk menanyakan hal tersebut. "Apa
anda sudah mendapat jawaban bagaimana cara kita akan masuk dalam istana
Alwar ini.?" Tanya Pratap pada Rawat ji, Rawat Ji tampak tersenyum
mengangguk. Dan Pratap juga ikut tersenyum mengerti kalau mereka
mendapatkan sebuah ide. Episode berakhir pada Akbar dan Pratap dengan
masing2 ekspresi wajah mereka.
KLIK VIDEO
Artikel keren lainnya: